Selisih Lelang Proyek dan Dana Bagi Hasil Penyumbang SiLPA Simalungun Rp 206,6 M

Simalungun (harianSIB.com)

Dana Bagi Hasil (DBH) dan selisih lelang proyek sebagai penyumbang munculnya Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) APBD Simalungun Tahun Anggaran (TA) 2022.

Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Simalungun, Frans N Saragih, Jumat (14/7/2023), menanggapi SiLPA APBD Simalungun TA 2022 sebesar Rp 206,6 miliar.

Menurutnya, penyebab besarnya SiLPA akibat sejumlah faktor dan bukan karena minimnya serapan anggaran.

"Ada 2 poin penyebab SiLPA yaitu akibat pelampauan dari anggaran penerimaan atau pendapatan. Kemudian, sisa anggaran kegiatan," ujarnya.

Dijelaskan bahwa ada selisih lebih penerimaan DBH tahun 2022. Selisih lebih realisasi penerimaan dan realisasi pengeluaran dalam 1 tahun anggaran menjadi SiLPA.

"DBH dari APBN pusat, diterima pada bulan Desember 2022 sehingga menjadi kas (SiLPA). Itu makanya SiLPA besar," urai Frans.

Munculnya SiLPA juga berasal dari sejumlah kegiatan belanja proyek. Misalnya, kegiatan pembangunan ruas jalan dianggarkan Rp 10 miliar, namun disepakati Rp 9 miliar setelah penawaran. Selisihnya menjadi SiLPA.

"Lelang-lelang proyek yang dilakukan banyak hemat, jadi ada selisih diterima yang menjadi SiLPA," imbuhnya.

Selain DBH dan selisih lelang proyek, penyebab SiLPA muncul juga dari anggaran yang sifatnya peruntukan khusus seperti gaji Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) dan banyaknya PNS yang memasuki masa pensiun.

"Estimasi gaji P3K tahun 2022 sebesar Rp 60 miliar, tapi tidak ada penerimaan P3K, makanya jadi SiLPA," pungkasnya. (*)