Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 15 Juni 2025

Data Ruas Jalan Rawan Longsor Berbeda, BBPJN Catat 31 Titik Lokasi, Ditlantas 50 Titik

Redaksi - Minggu, 14 Februari 2021 18:34 WIB
618 view
Data Ruas Jalan Rawan Longsor Berbeda, BBPJN Catat 31 Titik Lokasi, Ditlantas 50 Titik
Antara Sumbar/Laras Robert
Ilustrasi - Jalan tertutup tanah longsor.
Medan (SIB)
Kalangan praktisi jasa konstruksi dan pakar geologi di Sumut mempertanyakan akuratisme data tentang lokasi atau titik-titik yang rawan longsor pada ruas-ruas jalan raya di Sumut antara pihak Kementerian PUPR di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional BBPJN Sumut dan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Sumut.

Ketua Dewan Pakar Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Sumut, Ir Jonathan Ikuten Tarigan dan Ketua Umum Gabungan Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia (GATAKI) Provinsi Sumut, Ir Mandalasah Turnip SH, menyatakan perbedaan data ini diduga karena kurangnya koordinasi teknis antara instansi terkait baik karena faktor konstruksi maupun karena faktor kebencanaan.

"Data pada rencana kerja BBPJN Sumut TA 2021 disebutkan penanganan longsor berlangsung pada 31 titik lokasi. Sementara, pihak Ditlantas Polda Sumut pada publikasi pertengahan Desember 2020 lalu mencatat ada 50 titik lokasi rawan longsor di Satuan Wilayah (Satwil) jajaran Polda Sumut," ujar mereka kepada pers, Rabu (3/2).

Mereka mengutarakan hal itu sehubungan peninjauan sejumlah titik lokasi rawan longsor sepanjang jalan raya Medan-Karo hingga perbatasan Dairi dan Simalungun, namun peninjauan tersebut ternyata tidak sampai optimal karena dilanda cuaca buruk (hujan deras) pada beberapa jalur lintasan.

Sembari mengamati peta geologis tentang lokasi-lokasi rawan longsor pada sisi jalan raya antar kota di Sumut, Jonathan menyebutkan ke-50 titik rawan longsor yang dipublisir di Lantas Sumut itu tampak tersebar merata di semua daerah di Sumut. Di Medan sekitarnya terdapat dua lokasi rawan longsor, Asahan dan Tapsel masing-masing dua lokasi, Simalungun satu lokasi, Taput tiga lokasi, Nias lima lokasi, Tapteng tiga lokasi, Sibolga satu lokasi, Padang Sidimpuan satu lokasi, Pakpak Bharat enam lokasi, Samosir satu lokasi, Dairi tiga lokasi, Humbahas dua lokasi, Tanah Karo empat lokasi dan daerah Madina terbanyak titik rawan longsornya yaitu 14 lokasi.

"Amatan sementara ini potensi rawan longsor itu terutama disebabkan kerusakan struktur tanah yang gampang tergerus rembesan dan tekanan air dari arah hulu akibat minimnya tingkat vegetasi sehingga rentan bencana longsor bahkan liquavaksi (pergerakan atau pergeseran tanah ke posisi yang lebih rendah) dalam hal ini bisa berupa jalan raya atau pemukiman warga," ujar Jonathan.

Hal senada juga dicetuskan Mandalasah Turnip bahwa sejumlah lokasi pada lintasan jalan nasional maupun jalan tingkat provinsi tampak masih banyak ruas-ruas yang rawan longsor, baik longsor berulang maupun longsor dadakan.

Longsor berulang itu misalnya sering terjadi di ruas jalan Medan-Berastagi khususnya sepanjang lintas Sibolangit, ruas Tele-Pangururan khususnya KM 10-11, Jalinsum Pematangsiantar-Parapat pada KM 42 tepatnya di Jembatan Sidua-dua dan juga Jalinsum Sidikalang-Medan, Desa Lae Pondom dan Jalinsum Sibolga-Tarutung KM 6,5 Desa Simaninggir, Kecamatan Sitahuis, termasuk ruas jalan dari dan ke lintas Batu Lubang Sibolga.

"Obyek Jalinsum yang rawan longsor dan liquavaksi berulang hingga saat ini masih terus terjadi pada ruas jalan Aek Latong. Kendati sudah ada jalan pengganti yang baru (realynmen), tapi kenyataannya jalur rawan longsor Aek Latong ini masih terus dilintasi armada angkutan antara provinsi walaupun dengan resiko terhadang material longsor atau harus ditarik kendaraan derek setiap harinya," ujar Turnip.

Sementara itu, Kepala BBPJN Sumut, Ir Slamat Rasidi Simanjuntak, melalui Kabid Perencanaan, Santo ST, menyebutkan 31 titik lokasi jalan raya yang rawan longsor itu merupakan data pada jalan raya tingkat nasional, sesuai laporan dan survey lapangan yang dilaksanakan secara rutin selama ini.

"Kalaupun ada tercatat 50 atau lebih titik-titik lokasi jalan yang rawan longsor di Sumut mungkin itu sifatnya kumulatif sudah termasuk jalan tingkat provinsi. Tapi kalau di kita (BBPJN Sumut) penanganan longsor jalan itu berlangsung pada 31 titik dengan total biaya Rp 71,9 miliar pada tahun ini," ujar Santo sembari menunjukkan data rencana kerja pembangunan jalan, pemeliharaan jalan dan penanganan longsor TA 2021. (M04/c)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru