Medan (SIB)
Kepala Seksi (Kasi) LLAJ Balai Pengelolaan Transportasi Darat (BPTD) Wilayah II Provinsi Sumut, Iin Indawati SSos mengatakan, halte angkutan massal buy the service (BTS) atau Trans Metro Deli di Kota Medan belum seluruhnya dibangun karena adanya refocusing anggaran.
“Memang pengoperasian angkutan massal Trans Metro Deli ini baru 4 bulan, tetapi seharusnya sudah memiliki halte yang parmanen. Tetapi karena adanya refocusing anggaran untuk penanggulangan Covid-19, maka belum semua halte dibangun. Untuk sementara masih didirikan pamplet,†kata Iin Indawati kepada SIB, Jumat (19/2).
Halte, katanya akan dibangun pemerintah setempat sesuai jalur yang dilalui angkutan Trans Metro Deli. “Misalnya kalau jalur itu status Jalan Kota maka yang akan membangun halte BTS adalah Pemko Medan (Dishub Medan), sementara bila di jalan nasional, maka yang membangun halte adalah Kemenhub. Semua sudah dianggarkan, tetapi karena adanya efesiensi anggaran maka pembangunannya tertunda,†katanya.
Disinggung soal angkutan massal yang masih gratis, Iin mengatakan belum diketahui sampai kapan karena masih disubsidi. Dalam hal ini pemerintah memberikan pelayanan angkutan masal gratis untuk memasyarakatkan angkutan massal perkotaan.
Program pemberian layanan angkutan perkotaan merupakan transportasi yang ekonomis, mudah, andal dan nyaman. Hal ini bertujuan mengatasi fenomena kota besar yang sering terjadi kemacetan, tentu solusinya menghadirkan ketergantungan masyarakat pada angkutan umum, sehingga dapat mengurangi kemacetan.
Perlu diketahui, pengembangan angkutan umum massal berbasis jalan di wilayah perkotaan merupakan program rancangan Ditjen Hubdat pada 2020. Hadir dengan konsep BTS yang didukung manajemen pengelola yang akan melaksanakan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan sistem operasional kendaraan, meliputi sistem operasional, sistem pemeliharaan, sistem pengelolaan keuangan, dan sistem SDM yang didukung dengan digitalisasi secara real time, sehingga diharapkan menuju angkutan umum yang lebih profesional.
“Kita mendorong agar masyarakat Kota Medan dapat mencintai transportasi publik massal yang lebih efisien, aman dan gratis karena bersubsidi,†tutupnya. (M12/a)
Sumber
: Hariansib edisi cetak