Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 22 Juni 2025

Pdt Jones Lumban Tobing Mencalonkan Diri Sebagai Bishop GKPI Periode 2021-2026

Redaksi - Minggu, 28 Februari 2021 17:57 WIB
1.934 view
Pdt Jones Lumban Tobing Mencalonkan Diri Sebagai Bishop GKPI Periode 2021-2026
Foto Dok
Pdt Jones Lumban Tobing
Medan (SIB)
Pada April 2021, direncanakan Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) akan melaksanakan Sinode Am Periode (SAP) ke 22, untuk melihat bagaimana jejak pelayanan GKPI lima tahun belakangan serta bagaimana rancangan pelayanan 5 tahun ke depan.

Salah seorang pelayan GKPI yakni Pdt Jones Lumban Tobing STh mencalonkan diri sebagai Bishop GKPI periode 2021-2026.

Melalui keterangan tertulisnya kepada wartawan Sabtu (27/2) disebutkan, Pdt Jones Lumban Tobing, lahir di Tarutung, 21 Pebruari 1964, dengan jenjang pendidikan yang pernah ditempuh, SD Negeri Parbubu tahun 1970-1976, SMP Negeri Tarutung tahun 1976-1979, SMA negeri Tarutung pada tahun 1978-1982.

Melanjutkan karir akademis Strata Satu (S1) di STT HKBP Pematang Siantar tahun 1982-1988, dan setelah selesai menempuh pendidikan akademis, ia menyerahkan dirinya sebagai pelayan Tuhan lewat Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI).

Selanjutnya, tahun 1988-1989 menjadi vikaris (calon pendeta) di GKPI Kabanjahe, tahun 1989-1990 dipindahkan ke GKPI Cikampak, dan tanggal 21 Januari 1990, ditahbiskan menjadi Pendeta GKPI oleh Pdt RMG Marbun STh di GKPI Jalan Asahan.

Setelah mendapatkan tahbisan, 1990-2000 ditempatkan menjadi pendeta resort di GKPI Aek Kanopan, tahun 2000-2004 di GKPI Helvetia, tahun 2004-2005 di GKPI Marturia Binjai, 2005-2007 di Kantor Pusat GKPI, dalam menjalankan program Bishop Pdt Dr MSE Simorangkir yaitu menggalang dana untuk membayar hutang ke dana pensiun PGI, tahun 2007-2011 di GKPI Padang Bulan, 2011-2013 di GKPI Tebingtinggi Kota, 2013-2019 di GKPI Perumnas Mandala, dan 2019-sekarang menjadi pendeta Resort di GKPI Gloria Simalingkar.

Terkait pencalonan dirinya sebagai Bishop GKPI periode 2021-2026, Pdt Jones Lumban Tobing STh mengatakan, GKPI saat ini membutuhkan para pelayan yang dapat dipercaya jemaat dan sesama pelayan, juga bagi figur pemimpin Sinode GKPI, baik Bishop maupun Sekjend. Sedangkan untuk program yang harus ditempuh untuk 5 tahun ke depan menurutnya, GKPI perlu menjalin kerjasama yang baik antara pelayan dengan pelayan, pelayan dengan jemaat, dan juga jemaat dengan jemaat, dan pelayan yang baik dan saleh tidak akan membuat batasan yang kontras antara sesama pelayan, untuk mencegah timbulnya perpecahan.

Pdt Jones Lumban Tobing juga mengingatkan, pada era Revolusi Industri 4.0 saat ini dan juga dalam situasi new normal, GKPI harus dapat mengembangkan pola pelayanan dengan memanfaatkan teknologi, baik melalui perangkat maupun dengan metodenya, karena pada masa pandemi, pelayanan kepada jemaat tampaknya tidak dapat dirasakan secara merata, sehingga dibutuhkan sosok pelayan yang siap, dan tulus melakukan pelayanan yang menyentuh dan maksimal.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, menurutnya, setiap pelayan harus berada pada tempat yang tepat, agar kebutuhan pelayanan terpenuhi, bukan memenuhi kebutuhan dapur pelayan.

“Mengingat bahwa tidak semua kategori umur dapat beribadah bersama secara tatap muka, maka GKPI perlu menerapkan ibadah live streaming, dan sebagai penggeraknya tentu para pelayan GKPI yang dikoordinir pimpinan Sinode GKPI”, ujar Pdt Jones Lumban Tobing.

Dikatakanya, dengan memikirkan keadaan dan kebutuhan pelayanan, maka akan tampak sosok pelayan yang saleh, yakni yang tidak memikirkan keuntungan sendiri, tidak membiarkan keegoisan merajalela, dan juga tidak menimbulkan sifat dengki, karena jika salah satu dari ketiga sifat tersebut merasuk kepada seorang pelayan, maka pelayanan dan citra pelayan menjadi rusak. (M07/a)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru