Medan (SIB)
Kepala Unit Perlindungan Tanaman (UPT) Pangan dan Hortikultura Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Utara Marino mengatakan, lahan yang terkena semburan erupsi Gunung Sinabung, Selasa (2/3) seluas 3.636 hektare dengan rincian tanaman pangan seluas 1.855,5 hektare dan 1.780,55 hektare tanaman hortikultura.
Luas tanaman pangan maupun tanaman hortikultura yang terkena semburan erupsi tersebut tidak ada yang puso.
"Data yang diperoleh ini merupakan hasil pengamatan langsung petugas lapang POPT-PHP ke pertanaman di Kabupaten Karo, Provinsi Sumut terkait dengan letusan Gunung Sinabung pada tanaman pangan dan hortikultura Selasa (2/3)," ungkap Marino kepada SIB, Kamis sore (4/3).
Ia merinci, tanaman pangan yang terkena erupsi Gunung Sinabung yakni padi sawah 347,5 hektare dari luas tanaman 447,5 hektare, padi gogo 150 hektare dan jagung terkena erupsi 1.508 hektare dari luas tanaman 1.518 hektare.
Sedangkan lahan tanaman hortikultura yakni seluas 1.780 hektare yang terkena dari luas tanaman 1.847,55 hektare.
Seperi cabai merah 331 hektare, cabai rawit 23 hektare, tomat 61 hektare, jeruk 343,5 hektare, timun 115 hektare, durian 69,5 hektare, salak 223 hektare, bawang merah 97,8 hektare, alpokat 60 hektare.
Sedangkan komoditi lain ada yang terkena namun luasnya minim, ujarnya.
Disebutnya usia tanaman tersebut mulai dari umur 25 hingga 125 HST (Hari Setelah Tanam), ada juga usia baru tanam
Ketika ditanya lahan tanaman tersebut tidak ada yang puso, kata Marino, sebab usai tersembur datang guyuran hujan sehingga debu-debu yang lengket dipertanaman langsung luntur dan pertanaman bersih dari debu volkanik Gunung Sinabung. Artinya pertumbuhan tanaman secara fisiologis belum terganggu.
Kecamatan yang terkena erupsi antara lain Tigaderket, Payung, Tiga Binanga, Kutabuluh dan Juhar di puluhan desa .
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumut melalui UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura telah memberikan bantuan kepada petani yang terkena dampak erupsi Gunung Sinabung berupa Mist Blower dan Handsprayer, dimana kegunaannya untuk menyiram dan membersihkan daun tanaman dari debu vulkanik yang dikeluarkan dari gunung, sehingga proses fotosintes tidak terganggu.
"Kami akan terus pantau kondisi pertanaman pangan dan hortikultura yang terkena dampak erupsi di wilayah Karo melalui petugas lapang POPT-PHP yang selalu memberikan laporan insidentil ke UPT. PTPH," ujar Marino
Dia berharap kondisi tersebut segera cepat berlalu, apalagi ditambah kondisi pandemi Covid-19 sangat membebani bagi petani dan juga masyarakat di wilayah yang terkena. (A1/d)
Sumber
: Hariansib edisi cetak