Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 28 Mei 2025
Perkumpulan Pomparan Si Raja Panggabean Kota Medan Berulangtahun ke-85

Lidang Panggabean: Mari Kita Bangkit, Bangun Pomparan Panggabean Meski Generasinya Sedang “Sunset”

Redaksi - Jumat, 29 September 2023 12:56 WIB
476 view
Lidang Panggabean: Mari Kita Bangkit, Bangun Pomparan Panggabean Meski Generasinya Sedang “Sunset”
(Foto SIB/Horas Pasaribu)
FOTO BERSAMA: Ketua Umum P3BB Panggabean Kota Medan foto bersama pada perayaan HUT ke-85, Kamis (28/9) di kantor Sekretarist P3BB Sekretariat Jalan T Amir Hamzah Blok A No. 60/62 Kompleks Griya Riatur, Medan. 
Medan (SIB)
Perkumpulan Pomparan Si Raja Panggabean Dohot Boru, Bere/Ibebere (P3BB) Kota Medan merayakan ulang tahun ke-85, Kamis (28/9) di Sekretariat Jalan T Amir Hamzah Blok A No. 60/62 Kompleks Griya Riatur, Medan. Acara HUT tersebut bertema, “Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon (Mazmur 92:13)”.
Perayaan ulang tahun diawali dengan ibadah, Kotbah dibawa Pdt Jhon PE Simorangkir MTh, Pendeta GKPI Resort Medan Barat. Ketua Panitia Pnt Binsar Panggabean melaporkan, dalam rangkaian HUT ke-85, panitia mengadakan simulasi adat bagi calon Parsinabul (juru bicara adat Batak) dan praktiknya untuk adat suka cita dan duka cita.
Kegiatan lainnya, gotong royong membersihkan kantor Sekretariat P3BB, pelatihan berternak ayam kampung model Jepang dan memberikan bibit ayam kepada semua peserta masing-masing 10 ekor dan mengunjungi tempat pembibitan milik St Drs Jamuara Panggabean, Sekretaris P3BB Kota Medan.
Sekretaris P3BB Jamuara Panggabean membacakan sejarah berdirinya P3BB Kota Medan, 28 September 1938, sekitar 7 tahun sebelum Kemerdekaan Indonesia, bahkan AD/ART organisasi masih ditulis dalam bahasa Belanda. Si Raja Panggabean adalah tiga serangkai bersaudara yaitu: Panggabean Lumbanratus, Panggabean Simarangkir dan Panggabean Lumbansiagian.
Keturunan tiga serangkai ini makin pesat di Kota Medan, dengan kesepakatan saling peduli di dalam kehidupan bermasyarakat. Maka terbentuklah perkumpulan (punguan) Pomparan Si Raja Panggabean, Boru, Bere se-Kota Medan. Dipercayalah Hermanus Panggabean sebagai Ketua, Kamaruddin Panggabean Sekretaris dan Tarianus Simarangkir sebagai Bendahara.
“Perkumpulan ini berfungsi dalam pelayanan sosial, suka dan duka maupun adat dalam lingkup keluarga Si Raja Panggabean, boru dan berenya,” kata Jamuara Panggabean .
Pada tahun 1960, diterbitkan buku tarombo Si Raja panggabean (cetakan pertama) yang tersusun sampai keturunan XVI dari keturunan Panggabean Lumbanratus, Panggabean Simarangkir dan Panggabean Lumbansiagian. Buku tersebut bersumber dari karya Guru Boas Panggabean (Op Sorta) pada tahun 1931.
Tahun 1976, diselenggarakan pesta akbar (pesta bolon) di GOR Jalan Veteran Medan diikuti seluruh anggota Pomparan Si Raja Panggabean. Pada pesta itu, dibacakan suatu kesepakatan bersama yang menyatakan bahwa di antara keturunan tiga serangkai bersaudara (Keturunan Panggabean Lumbanratus, Panggabean Simarangkir dan Panggabean Lumbansiagian), “sisada lulu anak, sisada lulu boru, nasoboi marsiolian”.
“Artinya, keturunan atau putra-putri ketiga serangkai tersebut adalah bersaudara satu sama lain, mereka tidak boleh saling menikah di kalangan keturunan tiga serangkai ini. Sejak saat itu, tidak ada sesama keturunan Si Raja Panggabean menikah satu marga,” terangnya.
Pada pesta bolon tersebut disahkanlah lagu Mars SI Raja Panggabean ciptaan Guru Daulat Panggabean yang mengandung falsafah “Dalihan Natolu”. Kemudian, tanggal 26 Mei 1978, dirintis pembangunan monumen Si Raja Panggabean oleh ketua umum waktu itu Prof Apul Panggabean. Kemudian tanggal 12 November 1983 diadakan penyempurnaan panitia diketuai DR GM Panggabean dan dimulailah pembangunan monumen dengan pengawas teknik Dr Ing Hotma Panggabean dan Ir Arnold Panggabean, gambar oleh Ir Marcius Panggabean.
Ketua Umum P3BB St Lidang Panggabean SE mengatakan, rencana kerja P3BB periode 2022-2026, di antaranya program di tahun 2023 bertemakan semangat konsolidasi. Tahun 2024 bertemakan berkarya, beternak ayam model Jepang adalah program tahun 2024, Tahun 2025 program bangkit dan tahun 2026 program bersyukur.
“Tahun 2024 kita akan programkan, hal-hal apa saja membangun sesuai visi mempersatukan seluruh keturunan Si Raja Panggabean yang kita jabarkan dalam beberapa langkah,” terangnya.
Subtema HUT ke 85 kata Lidang, “Seluruh pomparan Si Raja panggabean memilih jalan orang benar seperti cahaya fajar yang kian bertambah seperti terang sampai rembang tengah hari. Artinya kata Lidang, harus disadari belakangan ini generasi Panggabean sudah seperti “Sunset” (matahari tenggelam). Sedangkan pada masa lalu Panggabean tergantung pada beberapa tokoh yang saat itu “Sunrise” yang sangat luar biasa.
“Marilah kita mengimani menjalin kekompakan, seperti pepatah Batak, “Tampak na do tajom na, Rim ini tahi do gogo na” yang artinya adalah kebersamaan. Kita akan membangun Pomparan Si Raja Panggabean ini tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Semoga apa yang telah kita bangun di tahun 2024, di tahun 2025 kita bisa bangkit, kalau kita sudah bangkit, di akhir periode ini tahun 2026 kita bersyukur, di situlah kita bisa manortor,” ungkapnya.
Turut hadir Dr Ing Hotma Panggabean, Ir Poltak Panggabean, Ir Marasi Panggabean, Ny Sahat Panggabean Br Pardede, Ny Jogan panggabean br Hutabarat, Donver Panggabean, Prof Himpun Panggabean, RO Sinaga, Reynold Panggabean dan lainnya. Pada kesempatan tersebut, Lidang berterima kasih kepada keluarga besar Si Raja Panggabean yang mendukung perayaan HUT ke 85, termasuk Ny DR GM Panggabean R br Hutagalung dan James Maja Hutapea/Intan br Panggabean. (A5/c)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru