Sabtu, 26 April 2025

Tidak Hanya Serap 6 Juta Ton Karbon per Tahun, PTPN IV PalmCo Optimis Tekan 40 Persen Emisi di 2030

Oki Lenore - Kamis, 01 Agustus 2024 22:21 WIB
95 view
Tidak Hanya Serap 6 Juta Ton Karbon per Tahun, PTPN IV PalmCo Optimis Tekan 40 Persen Emisi di 2030
(Foto Dok BenihBaik.com)
Peduli Lingkungan: Andy F Noya bersama Prisia Nasution mengapit Direktur Utama PTPN IV Jatmiko Krisna Santosa dan Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN IV Irwan Perangin Angin usai penandantanganan kerja sama PTPN IV bekerja sama dengan BenihBaik.com di Meda
Medan (harianSIB.com)
Sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo optimis mampu berkontribusi mengurangi 40% emisi karbon di tahun 2030 dan mencapai net zero emission sebelum tahun 2060. Angka ini bahkan melampaui sasaran dekarbonisasi yang dicanangkan oleh Pemerintah.


Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Krisna Santosa, dalam talkshow inspirasi 'Green Harmony Forum' yang menghadirkan pendiri BenihBaik.com yang juga merupakan wartawan senior Andy F Noya serta aktris cantik berdarah Batak Prisia Nasution, di Gedung Digital Learning Universitas Sumatera Utara (USU), Jalan dr Mansyur, Medan, Rabu.


Dengan bisnis yang ada saat ini, Jatmiko mengungkapkan pada tahun 2030 nanti total emisi karbon yang diproduksi PTPN adalah 2,35 juta Ton CO2 equivalen. Untuk itu menurutnya Perusahaan telah melakukan berbagai inisiatif dekarbonisasi, yakni suatu upaya yang dapat membatasi produksi karbon dioksida yang menjadi faktor kunci dalam menangani perubahan iklim. "Sesuai baseline bussines as usual, PTPN Group itu tahun 2030 total emisinya sebesar 2,35 juta Ton CO2e. Emisi yang sebagian besar datang dari gas methane yang keluar dari limbah cair. Maka dengan 7 Pembangkit Biogas PalmCo yang telah beroperasi saat ini, yang mampu mengcapture methane tadi lalu mengkonversinya menjadi energi baru terbarukan, saat ini kita sudah berhasil membatasi 150 ribu ton CO2e," katanya seperti relis yang diterima Jurnalis SIB News Network (SSN).

Baca Juga:

Lebih jauh, PalmCo telah menetapkan inisiatif-inisiatif baru hingga 2030 yang akan memberikan tambahan penekanan emisi karbon dioksida sebesar 787 ribu Ton CO2e.

"Kedepan kita akan perluas, akan ada penambahan jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas, lalu Biogas Cofiring, hingga Bio CNG yang mampu menurunkan sebesar 937 ribu CO2e atau hampir 40 persen dari 2,35 juta ton emisi PTPN Grup. Hal ini melampaui target Bussiness As Usual Indonesia yg menyasar 31,98% di tahun 2030," ungkap Jatmiko.

Baca Juga:

Pria berkacamata itu membeberkan, PalmCo sebagai perusahan yang mengelola perkebunan sawit terluas di dunia juga mampu menyerap karbon dalam jumlah sangat besar melalui tanaman sawit yang dimilikinya. "Selain membatasi emisi yang dihasilkan, dengan luas sawit tertanam 523 ribu Ha maka mampu menyerap 6 juta ton karbon pertahun," tukasnya.


Sehingga dirinya optimis, PalmCo akan berkontribusi besar dalam menekan emisi dan berkontribusi dalam mempercepat net zero emission sebelum 2060. "Hingga 2050 target kita 50 Pabrik Sawit telah memiliki fasilitas Energi Baru Terbarukan. Sejalan dengan arahan Pemegang Saham, pastinya kita ingin berkolaborasi dengan semua pihak serta membantu industry sejenis dan lainnya untuk mengakselerasi dekarbonisasi ini. Bersama-sama kita mampu mewujudkan net zero emission bahkan lebih cepat dari tahun 2060," harap Jatmiko.


Andy F Noya menyampaikan dirinya mengapresiasi upaya-upaya dekarbonisasi PalmCo. "Saya mengapresiasi upaya pembatasan emisi yang dilakukan. Tapi saya baru mendengar ternyata sawit daya serap karbonnya lebih tinggi dari pada hutan, itu akan saya kroscek," ujar jurnalis senior tersebut.


Ia mengaku selama ini memiliki stigma yang buruk tentang sawit. Mulai dari isu deforestasi, pekerja anak dan pelanggaran HAM, hingga perusak lingkungan.


Namun disamping upaya dekarbonisasi yang dijelaskan, setelah mendengarkan pemaparan Jatmiko yang juga membeberkan mitos dan fakta kelapa sawit, Andy mengaku dirinya akan melakukan riset. "Selaku jurnalis saya selama ini kerap melihat terjadi konflik sosial saat pembukaan lahan karena ada juga perusahaan mencaplok lahan masyarakat dengan kompensasi tidak adil bahkan masyarakatnya tidak diberdayakan. Maka saya juga salut dengan PalmCo yang ternyata mampu memberdayakan petani sawit rakyatnya dengan sangat baik," katanya.

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru