Menjabat sebagai lurah dan memimpin suatu wilayah di daerah tertentu biasanya banyak dilakukan oleh para pria. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan para wanita untuk menjabat sebagai lurah. Ini dibuktikan oleh beberapa lurah wanita yang bertugas di wilayahnya masing-masing.
Sebut saja Lurah Ratnarahayu Pitriyati yang memimpin Kelurahan Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Bandung dan Lurah Junita Anjar Lestari yang menjabat sebagai Lurah Pontap di kelurahan Pontap, Kecamatan Wara Timur, Kota Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan. Mereka dipercaya untuk memimpin wilayah yang mengepalai ratusan Rukun Tetangga (RT) dan puluhan Rukun Warga (RW).
Demi memajukan wilayahnya masing-masing, berbagai program telah dicanangkan dan dijalankan. Tetapi setiap pekerjaan yang dijalani tentunya tidak sepenuhnya berjalan mulus. Lantas sebagai lurah wanita, adakah suka dan duka yang dialami mereka?
Lurah Sadang Serang yang akrab disapa Ratna ini mengatakan, sebagai seorang lurah ia senang karena bisa berperan serta dalam membangun masyarakat, bukan hanya secara fisik tetapi juga secara mental. Artinya, ia senang bila kehadirannya bisa berguna bagi masyarakat agar bisa menuju ke kehidupan yang lebih baik.
"Apapun program pemerintah yang sudah digagas dari wali kota kepada pemerintah berkaitan secara langsung, sehingga masyarakat bisa memahami dan bersama-sama mengikuti program pemerintah," tuturnya, Rabu (20/4).
Ia melanjutkan, memang seorang manusia tidak terlepas dari pemasalahan. Bahkan karena seorang pemimpin berjenis kelamin wanita, ada beberapa oknum yang sering memandang rendah. Tetapi menurutnya, apapun yang terjadi padanya sebagai pemimpin harus bisa menjadi tantangan agar bisa lebih tangguh dalam menghadapai masyarakat ke depannya.
"Masyarakat sekarang lebih kritis dan pintar makanya harus banyak belajar. Jadi suka-dukanya banyak, tapi lebih banyak sukanya. Sudah takdir saya bekerja sebagai lurah, kalau tidak kerja dengan senang hati pasti akan jadi beban," kata lurah yang menjabat sejak Agustus 2013 itu.
Pengalaman lain yang sering dihadapi sebagai lurah wanita juga dialami lurah Anjar. Sebagai pemimpin di wilayah Pontap yang daerahnya termasuk daerah pesisir, ia mengatakan bahwa masyarakatnya perlu diajak berkumpul dan diberikan pembinaan dalam berbagai hal.
"Mulai dari pemahaman mereka, perilaku, cara mereka berbicara dengan orang lain, cara mereka menerima kami sebagai aparat pemerintah juga harus dibina,"paparnya saat diwawancarai.
(Wolipop/c)