Tokyo (SIB)- Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe melakukan reshuffle kabinet dan menunjuk Tomomi Inada (57) sebagai Menteri Pertahanan Jepang yang baru. Bagaimana jejak karir perempuan kelahiran Prefektur Fukui yang kemudian menuai kontroversi itu? Berdasarkan informasi yang dihimpun, Jumat (5/8), Inada merupakan anggota Partai Demokrat Liberal (PDL) yang dipimpin Shinzo Abe. Sebelum ditunjuk menjadi Menhan, Inada sempat menduduki sejumlah pos menteri, seperti Menteri Reformasi Administratif, Menteri Reformasi Pelayanan Masyarakat, Menteri Strategi 'Cool Japan', Menteri Inisiatif Tantangan Kembali, dan Menteri Negara untuk Reformasi Regulatori.
Inada juga pernah menjadi Anggota Dewan Perwakilan dari Prefektur Fukui pada 2005 silam. Selain sebagai politisi, ia dikenal sebagai pengacara. Inada menggantikan Menhan sebelumnya, Gen Nakatami. Sejak 2007, Inada menjadi Menhan perempuan kedua setelah Yuriko Koike. Yuriko belum lama ini dilantik sebagai Gubernur Tokyo.
Inada dikenal di dalam dan luar Jepang atas pandangan konservatif dan nasionalisnya yang kuat, khususnya mengenai Jepang di masa-masa perang. Terkait hal ini, ia kemudian menuai kontroversi karena kebiasaannya mengunjungi Kuil Yasukuni.
Yasukuni merupakan kuil yang didirikan untuk mengenang tentara dan semua pihak yang dianggap berjasa terhadap kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Atas alasan tersebut, Inada dianggap mendukung kejahatan perang, terutama oleh China dan Korea Selatan. Inada bahkan pernah ditolak masuk ke Korea Selatan beberapa waktu lalu. Oleh karena itu pengangkatannya menjadi Menhan pada 3 Agustus 2016 kemarin dikhawatirkan akan membuat hubungan Tokyo-Seoul menjadi renggang.
Belum ada penjelasan lebih jauh dari Inada bagaimana ia akan menghadapi hal tersebut. Selain itu, warga Jepang juga akan menunggu bagaimana ia menyelesaikan permasalahan-permasalahan pertahanan Jepang lainnya seperti sengketa teritori Laut Jepang dan Laut China Selatan, serta upaya relokasi pangkalan udara Marinir AS di Prefektur Okinawa. (Detikcom/d)