Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 12 Juni 2025

Memaknai Hari Ibu dari Bu Menkeu

Redaksi - Minggu, 20 Desember 2020 11:13 WIB
482 view
Memaknai Hari Ibu dari Bu Menkeu
fiskal.kemenkeu.go.id
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers mengenai stimulus kedua penanganan dampak Covid-19, 13 Maret 2020. Dokumen: Publikasi Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu
Tak seperti biasanya, hari itu Menteri Keuangan tampil kasual dengan kaus biru lengan pendek berkerah. Bersama suami, Bu Sri Mulyani dengan piawai memainkan gitar, sembari menyanyikan sebuah lagu dari Diana Ross yang berjudul If We Hold on Together.
Meski secara virtual, penampilan itu menjadi sebuah momen yang spesial di sela-sela kesibukannya sebagai Menteri Keuangan. Terlebih lagi, saat ini Menteri Keuangan menjadi salah satu ujung tombak dalam upaya pemerintah yang tengah gencar-gencarnya mengatasi dampak krisis ekonomi karena pandemi Covid-19.

Ya. Takdir ternyata membuat Sri Mulyani kembali harus menakhodai keuangan negara ini menembus krisis untuk kedua kali. Setelah berhasil melalui krisis keuangan global tahun 2008 â€" 2009, kali ini ia harus menghadapi kegentingan ekonomi karena serangan Covid-19 yang melanda Indonesia.

Terpilih menjadi Menteri Keuangan pada dua rezim yang berbeda tentu bukan perkara sembarangan. Setelah sempat menjalani karier sebagai Direktur Pelaksana di Bank Dunia di Amerika Serikat, pertengahan tahun 2016, Sri Mulyani kembali mengabdi ke republik ini.

Keputusannya meninggalkan segala fasilitas yang memadai, penghasilan yang tinggi, kemapanan hidup di negara adidaya dengan jabatan yang bergengsi telah mengajarkan kepada kita bagaimana mewujudkan rasa cinta tanah air dan bangsa dengan cara yang nyata.

NASIONALISME YANG SESUNGGUHNYA
Saya bukanlah orang yang sehari-hari berinteraksi dengan Bu Sri Mulyani. Hanya pada beberapa kesempatan saja saya beruntung menyaksikan dari dekat bagaimana ketegasan dan kecakapan beliau dalam memutuskan sebuah kebijakan.

Namun, ribuan apresiasi, ratusan komentar, dan berbagai ulasan di lini masa sudah cukup menunjukkan bagaimana publik begitu mencintai seorang Sri Mulyani Indrawati.

Adalah hal yang tak terbantahkan jika Bu Ani, begitu beliau biasa dipanggil, adalah figur Menteri Keuangan yang tegas dan profesional. Beberapa kali menyandang penghargaan sebagai Menteri Keuangan terbaik dunia dan Asia, serta mandat sebagai Direktur Pelaksana di Bank Dunia sudah membuktikan sebesar apa kapasitas kepemimpinannya.

Ketegasannya juga terwujud dalam upaya yang sungguh-sungguh untuk menjaga dan menanamkan integritas pada jajarannya. Pernah dalam suatu kesempatan Bu Ani menyeru, "Jangan pernah mengalah dan menyerah terhadap orang-orang yang ingin merusak Republik Indonesia. Jangan!"

Ketegasan yang berhasil membuat institusinya menjadi perintis reformasi birokrasi di republik ini. Namun, ketegasan itu nyatanya tak memudarkan fitrah beliau sebagai seorang perempuan, seorang istri, dan seorang ibu. Masih lekat di ingatan saya bagaimana sepuluh tahun yang lalu Bu Ani tak kuasa menahan tangis ketika menyampaikan salam perpisahan kepada para bawahannya sebelum mengemban tugas di Bank Dunia.

Air mata yang jatuh sesaat setelah ia menyatakan bahwa suami dan anak-anaknyalah yang menjadi aset tak terkira. Yang menjadi pusat kekuatan dalam menjalani kehidupan dan peran sebagai Menteri Keuangan.

Tangis pilu dan kehilangan juga tampak jelas dari wajah Bu Ani saat dua tahun lalu puluhan punggawa di Kementerian Keuangan menjadi korban dalam suatu kecelakaan pesawat. Gugur dalam perjalanan menuju daerah penugasan.

Sentuhan jiwa keibuan Sri Mulyani lalu membayang pada raut rupa keluarga para korban. Serupa wajah para anak yang dikuatkan oleh sang ibu karena baru saja kehilangan harta paling berharga yang dimilikinya.

Tangis haru, pilu, dan kehilangan yang serta merta muncul di sela-sela perannya sebagai pimpinan tertinggi institusi, mampu melukiskan sebuah kesederhanaan nurani. Kesederhanaan yang secara nyata juga hadir dalam keseharian dalam keluarga.

Mungkin banyak yang tak percaya jika tak melihat sendiri bagaimana totalitasnya Bu Ani saat menirukan gaya dinosaurus saat bermain dengan cucu-cucunya. Di sela-sela kesibukannya, beliau juga menyempatkan rekreasi bersama suami dan cucu-cucu berkeliling kawasan Monas naik delman.

Salah satu foto beliau yang berada di dapur saat memasak Turkey yang dipadukan dengan ayam kalasan dan sambal goreng ati pun tak luput dari apresiasi warganet yang memberi lebih dari 120 ribu likes dan 1600 comments.

Bagaimana Bu Ani bisa menjalani seluruh perannya dengan mengagumkan tak lepas dari buah didikan sang Ibunda. Dalam sebuah wawancara Bu Ani pernah menguraikan bagaimana peran unik ibunya dalam mendidik anak-anaknya.

"Pelajaran untuk menjadi seorang ibu, seorang istri, dan seorang yang menjalankan karier, itu diperoleh dari Ibu saya sendiri. Bagaimana beliau menyeimbangkan peranan yang tidak mudah. Memperlakukan suami secara hormat, mendidik dan menyayangi putra-putrinya secara luar biasa. Tanpa henti. Tanpa lelah. Tanpa pernah menghitung. Dan, pada saat yang sama memiliki komitmen untuk meneruskan pendidikan dan karirnya secara luar biasa."

Teladan dari Ibunda ternyata berperan besar membentuk perjalanan hidup seorang Sri Mulyani. Sosok yang berhasil menjalankan berbagai peran yang luar biasa, yang sangat layak menjadi inspirasi bagi para perempuan Indonesia. (Kumparan/a)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru