Dua Serangan Siber Menggempur, Keamanan Data Pengguna OpenAI Terancam ?

Medan (harianSIB.com)
Dua ancaman siber terbaru melibatkan OpenAI dan menjadi topik hangat di kalangan masyarakat.

* Kasus Pertama: Aplikasi Mac ChatGPT

Engineer dan pengembang Swift, Pedro José Pereira Vieito, menemukan bahwa aplikasi Mac ChatGPT menyimpan percakapan pengguna secara lokal dalam teks biasa tanpa enkripsi.

Baca Juga:

• Meta Akuisisi 49% Saham Scale AI Senilai Rp240 Triliun
• Polri Ungkap Grup Media Sosial Bermuatan Pornografi Anak dan Inses

Penemuan ini mengkhawatirkan karena data sensitif pengguna dapat diakses oleh aplikasi lain atau malware.

Aplikasi ini hanya tersedia di situs web OpenAI dan tidak di App Store, sehingga tidak harus memenuhi persyaratan sandboxing Apple yang bertujuan mencegah penyebaran kerentanan antar aplikasi.

Baca Juga:

• Terungkap, Proyek yang Diduga Dipalak Kadin Cilegon Merupakan PSN Prabowo
• Kabareskrim Tegaskan, Tidak Ada yang Menang dari Judi

Setelah temuan ini diliput oleh The Verge, dilansir dari Liputan6, OpenAI segera merilis pembaruan yang menambahkan enkripsi pada obrolan yang disimpan secara lokal.

* Kasus Kedua: Peretasan Sistem Pesan Internal**

Pada tahun 2023, seorang hacker berhasil membobol sistem pesan internal OpenAI dan memperoleh informasi sensitif.

Leopold Aschenbrenner, manajer program teknis OpenAI, mengungkapkan kekhawatirannya kepada dewan direksi tentang kerentanan internal yang bisa dimanfaatkan oleh pihak luar.

Setelah menyampaikan kekhawatirannya, Aschenbrenner dipecat. OpenAI menyatakan bahwa pemecatannya bukan karena pelaporan pelanggaran, tetapi karena ketidaksetujuan atas klaim-klaim yang dibuatnya tentang keamanan perusahaan.

Kedua kasus ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi OpenAI dalam mengelola keamanan data dan sistem mereka.

Hal ini mengingat pengaruh besar ChatGPT yang telah diadopsi secara luas, insiden ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kemampuan OpenAI dalam menjaga keamanan dan privasi data penggunanya. (*)