Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 26 Oktober 2025

Setiap Hari 32 Umat Kristen Tewas, Nigeria Jadi Zona Merah Paling Mematikan di Dunia

Redaksi - Jumat, 17 Oktober 2025 19:15 WIB
736 view
Setiap Hari 32 Umat Kristen Tewas, Nigeria Jadi Zona Merah Paling Mematikan di Dunia
Foto Dok/IG
Seruan berdoa untuk orang Kristen di Nigeria

Abuja(harianSIB.com)

Kekerasan terhadap umat Kristen di Nigeria kian mengkhawatirkan. Rata-rata 30 hingga 32 orang tewas setiap hari dalam serangkaian serangan brutal yang menyasar rumah ibadah dan komunitas Kristen di berbagai wilayah negara itu.

Laporan terbaru Intersociety pada paruh pertama 2025 mencatat, yang dikutip harianSIB.com, Jumat (17/10/2025), sedikitnya 7.087 umat Kristen tewas dibunuh dan 7.899 lainnya diculik, sementara ribuan gereja hancur dibakar. Lebih dari 1.100 komunitas terpaksa mengungsi akibat kekerasan yang terus meningkat.

Uskup Agung Abuja, Ignatius Kaigama, menggambarkan situasi ini sebagai "tragedi kemanusiaan yang menghantui bangsa." Ia menegaskan, korban bukan sekadar angka statistik, melainkan "nyawa manusia yang terbuang dan meninggalkan luka mendalam bagi keluarga serta komunitas yang selamat."

Baca Juga:
Kekerasan sistematis ini, menurut para pengamat, berakar dari dua hal: ekstremisme agama dan konflik sumber daya. Kelompok militan seperti Boko Haram dan ISWAP secara terang-terangan menargetkan umat Kristen, sementara konflik antara petani Kristen dan penggembala Muslim dari etnis Fulani terus menambah kobaran api.

Pendeta Ronny Mandang menilai kekerasan tersebut telah berada di ambang genosida. Ia menegaskan, "Dunia tidak boleh diam. Ini bukan lagi sekadar konflik lokal, tetapi serangan terhadap kemanusiaan."

Sementara itu, laporan Africa Polling Institute (API) menunjukkan Indeks Kohesi Sosial Nigeria hanya 46,8%, jauh di bawah standar negara dengan tingkat kepercayaan sosial yang sehat. Bahkan, 83% warga Nigeria mengaku tidak percaya pada pemerintahnya, menunjukkan lemahnya peran negara dalam melindungi warganya dari kekerasan sektarian.

Di tingkat internasional, perhatian terhadap situasi Nigeria disebut tidak konsisten. Amerika Serikat sempat menetapkan Nigeria sebagai Country of Particular Concern pada 2020, namun status itu dicabut setahun kemudian. Langkah ini dikecam oleh kelompok advokasi sebagai bentuk abainya dunia terhadap penderitaan umat Kristen di Nigeria.

Namun, pemerintah Nigeria membantah adanya genosida. Menteri Penerangan Idris Muhammed menegaskan, "Tidak ada upaya sistematis atau kebijakan pemerintah untuk menargetkan agama tertentu."

Di sisi lain, tokoh Kristen lokal seperti Joseph Hayab, mantan Ketua Asosiasi Kristen Nigeria wilayah Kaduna, mengakui situasi sudah membaik dibanding beberapa tahun lalu, namun tetap menilai "setiap kematian adalah tragedi yang harus dikutuk."

Pakar keamanan asal Indonesia, Prima Surbakti, menilai tragedi Nigeria menjadi peringatan global. "Ini cermin bagi kita. Jika kebencian dan ekstremisme dibiarkan tumbuh, hal serupa bisa terjadi di mana pun, termasuk di Indonesia," ujarnya.

Tragedi kemanusiaan di Nigeria kini menjadi seruan bagi solidaritas lintas bangsa dan keyakinan. Setiap nyawa yang hilang adalah pengingat bahwa diam terhadap ketidakadilan sama artinya dengan menyetujui kekerasan itu sendiri.(**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Umat Kristen di Nigeria Didoakan Ketua BPRP saat Sinode AM GKPI XXIV
Ribuan Umat Kristen Nigeria Tewas, Dunia Soroti Aksi Brutal di Benue
Mi Instan Indomie Ditarik dari Taiwan, BPOM Pastikan Aman di Indonesia
35 Anak Tewas Terinjak-injak di Acara Pekan Raya Sekolah
Truk Tanki BBM di Nigeria Meledak, 140 Orang Tewas
Truk Tangki BBM Meledak dan Terbakar di Nigeria, 147 Orang Tewas
komentar
beritaTerbaru