Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 30 Oktober 2025

Aliansi Masyarakat Peduli Keadilan Unjuk Rasa ke DPRD SU, Desak Tutup PT TPL Sekarang Juga!

Firdaus Peranginangin - Rabu, 29 Oktober 2025 14:26 WIB
445 view
Aliansi Masyarakat Peduli Keadilan Unjuk Rasa ke DPRD SU, Desak Tutup PT TPL Sekarang Juga!
Foto SIB/Firdaus Peranginangin
Berdialog: Anggota Komisi D DPRD Sumut Viktor Silaen SE MM, Defri Noval Pasaribu, Robby Agusman Harahap dan Abdul Rahim Siregar sedang berdialog dengan massa pengunjuk rasa yang tergabung dalam AMPK menuntut penutupan PT TPL sekarang juga!, Rabu (29/10/20

Medan(harianSIB.com)

Seratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Keadilan (AMPK) menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Sumut, Rabu (29/10/2025) menuntut pemerintah segera menutup operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) sekarang juga, karena dinilai telah merusak lingkungan dan merugikan masyarakat.

"Hentikan seluruh aktivitas PT TPL sekarang juga. Jangan biarkan rakyat bertindak sendiri, karena kami masih menghargai pemerintah," teriak orator massa dalam aksinya dihadapan anggota Komisi D DPRD Sumut Viktor Silaen SE MM, Defri Noval Pasaribu, Robby Agusman Harahap dan Abdul Rahim Siregar saat menerima aspirasi pengunjuk rasa.

Menurut AMPK, jika pemerintah tidak tegas menutup PT TPL saat ini juga, masyarakat akan menutup PT TPL "dengan bahasa rakyat sendiri" dan ini bukan ancaman, tapi sebagai komitmen rakyat yang tegas menolak kehadiran perusahaan yang tidak ramah lingkungan tersebut.

"Kehadiran PT TPL selama ini tidak membawa manfaat bagi masyarakat sekitar, melainkan justru menimbulkan penderitaan dan kerusakan alam, tapi rakyat yang menanggung akibatnya," ujar massa.

Baca Juga:
Berkaitan dengan itu, AMPK dalam tuntutannya mendesak DPRD Sumut dan Gubernur Sumut segera mengambil langkah konkret menghentikan seluruh kegiatan operasional PT TPL di Porsea, Kabupaten Toba serta meminta pihak-pihak yang dinilai bertanggung jawab atas perusakan lingkungan diproses secara hukum.

"Mereka lebih kejam dari Belanda. Kalau Belanda dulu menjajah Tapanuli Raya itu menanam pohon, karet, cengkeh dan tanaman lainnya. Tapi PT TPL justeru merusak dengan cara membabat seluruh hasil-hasil hutan yang ada di Tapanuli, Simalungun, Dairi dan daerah lainnya," tambah Rahman.

Lima Tahun Lalu

Menanggapi tuntutan massa, Viktor Silaen secara tegas mendukung tuntutan pengunjuk rasa untuk segera menutup PT TPL, sebab tuntutan penutupan ini sudah disuarakannya berulang kali melalui Harian Sinar Indonesia Baru (SIB), karena sejak dulu dirinya sudah menolak kehadiran perusahaan raksasa tersebut.

"Kalian tanya wartawan SIB Firdaus Peranginangin, sudah sering ditulisnya pernyataan saya di Harian SIB terkait penutupan PT TPL ini. Jadi sudah lama saya menuntut penutupan PT TPL ini, bukan hanya kali ini," ujar Viktor yang mengaku putra Porsea tersebut.

Mendengar pernyataan ini, terjadi dialog antara Viktor Silaen dengan pengunjuk rasa yang intinya sama-sama menginginkan Tapanuli bebas dari aksi-aksi pembabatan hutan dengan dalih areal konsesi perusahaan.

Bagi Viktor, penutupan PT TPL ini sangat mendesak dengan catatan seluruh areal konsesi perusahaan yang sudah dikelola atau dikuasai masyarakat, sebaiknya segera diserahkan pengelolaannya ke masyarakat oleh Kementerian Kehutanan.

Sementara itu, Defri Noval Pasaribu menegaskan, sebagai komitmen DPRD Sumut menindaklanjuti tuntutan masyarakat, pihaknya di Komisi D DPRD Sumut akan menjadwalkan rapat dengar pendapat dengan PT TPL pada November 2025.

"Kita tidak mau lagi beretorika dalam masalah ini, dewan langsung melakukan action dengan memanggil PT TPL. Ini merupakan aspirasi yang sejatinya jadi "bahan bakar" bagi kami, untuk mnyikapinya," ujar Defri.

Lain halnya Abdul Rahim Siregar, selain setuju segera PT TPL ditutup, tapi harus dibarengi dengan audit total, karena tidak ada yang kebal hukum di negeri Indonesia ini. Intinya, tidak ada tempat bagi PT TPL, kalau tidak ada manfaat bagi masyarakat.(*).

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Kelompok Tani Hutan Desa Simare Terapkan Pola Pertanaman Tumpang Sari
Gali Kearifan Lokal, Jenny dan Donna Siagian Keluar Masuk Hutan
Tol Medan-Berastagi Belum Bisa Diwujudkan, Biayanya Rp 7 Triliun dan Melintasi Kawasan Hutan
KPK Terima Pengembalian Rp8 Miliar dari Suap Anggota DPRD Sumut
Ratusan Petani Sirapit Unjuk Rasa di Kantor Bupati dan BPN Langkat
Masyarakat Lau Baleng Karo Minta Pembatalan SK Hutan Kemasyarakatan
komentar
beritaTerbaru