Kamis, 02 Mei 2024

PBB Ingatkan Dunia Bisa ‘Terpanggang' Rekor Suhu Panas Tahun Ini

* Kemungkinan El Nino akan Menerjang di Akhir September
Redaksi - Jumat, 05 Mei 2023 10:05 WIB
PBB Ingatkan Dunia Bisa ‘Terpanggang' Rekor Suhu Panas Tahun Ini
Foto: Ist/harianSIB.com
Ilustrasi suhu ekstrem. Equinox diyakini banyak orang jadi dalang meningkatnya suhu di Indonesia.
Jakarta (SIB)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan dunia bisa merasakan rekor panas baru dalam beberapa bulan mendatang.
Organisasi Meteorologi Dunia PBB memperkirakan rekor baru ini bisa tercapai karena melihat kemungkinan 60 persen El Nino akan pecah dan makin parah pada akhir Juli mendatang.
Selain itu, mereka juga mencatat 80 persen kemungkinan El Nino akan menerjang pada akhir September.
El Nino merupakan pola iklim yang kerap dikaitkan dengan peningkatan panas di seluruh dunia. Fenomena alam ini juga menyebabkan kekeringan di beberapa bagian dunia serta hujan lebat di bagian dunia lain.
El Nino terakhir kali terjadi pada 2018-2019. Sejak 2020, dunia dilanda fenomena La Nina, kondisi iklim yang membuat suhu lebih dingin.
Seperti dilansir dari Channel NewsAsia, periode La Nina berlangsung sangat panjang dan baru berakhir awal tahun ini.
Meski begitu, PBB menyebut delapan tahun terakhir merupakan saat-saat terpanas dunia, padahal efek dingin La Nina terjadi di hampir setengah periode tersebut. Jika La Nina tidak ada, suhu panas kemungkinan lebih buruk.
"[La Nina] bertindak sebagai rem sementara atas kenaikan suhu global," kata kepala WMO PBB, Petteri Taalas, dalam sebuah pernyataan.
"Perkembangan El Nino kemungkinan besar akan menyebabkan lonjakan baru dalam pemanasan global dan meningkatkan kemungkinan memecahkan rekor suhu," ujarnya.
Belum diketahui berapa lama durasi El Nino berlangsung di waktu mendatang. Belum pula diketahui berapa kekuatan fenomena iklim tersebut.
Menurut WMO, tahun 2016 merupakan "tahun terpanas yang pernah tercatat karena 'pukulan ganda' dari peristiwa El Nino yang sangat kuat dan pemanasan yang disebabkan oleh manusia dari gas rumah kaca."
WMO pun memprediksi efek El Nino pada suhu global bakal terjadi paling nyata pada 2024 karena dampak fenomena tersebut biasanya terjadi setahun setelah muncul.
"Dunia harus bersiap untuk pengembangan dari El Nino," kata Taalas.
Taalas berujar dunia perlu memberlakukan sistem peringatan dini yang efektif "untuk menjaga orang-orang tetap aman."
El Nino biasanya terjadi rata-rata setiap dua hingga tujuh tahun. Kondisi ini berlangsung cukup panjang, yakni selama sembilan hingga 12 bulan.
Beberapa negara seperti Indonesia, Australia, dan sebagian Asia selatan bakal merasakan peningkatan suhu panas.
Sementara itu, negara lain seperti Amerika Selatan, Amerika Serikat bagian selatan, Horn of Africa, dan Asia Tengah akan mengalami peningkatan curah hujan karena peningkatan suhu permukaan laut.
Di belahan bumi utara, El Nino bahkan bisa memicu badai di Samudera Pasifik tengah dan timur. (CNNI/a)



Baca Juga:
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Pemerintah Beri Bantuan Bibit Padi Untuk Tingkatkan Luas Lahan 42.025
Kemensos Siapkan BLT El Nino Rp 200 Ribu, Cair November-Desember 2023
Pj Gubernur Hassanudin Optimistis Dekopi Sumut Mampu Antisipasi Dampak El Nino pada Produktivitas Produksi
El Nino Tidak Berpengaruh di Sumut, Produksi Beras Meningkat
Panglima TNI: Modifikasi Cuaca Telah Dilakukan untuk Atasi Karhutla
Dampak El Nino di Pandeglang Banten: 9 Kasus Kebakaran Lahan dalam 2 Bulan
komentar
beritaTerbaru