Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 14 Mei 2025
* Desak Gencatan Senjata dan Pemilu Dini

Puluhan Ribu Warga Israel Demo di Yerusalem

* Paus Fransiskus Ulangi Seruan untuk Gencatan Senjata
Redaksi - Selasa, 02 April 2024 09:00 WIB
255 view
Puluhan Ribu Warga Israel Demo di Yerusalem
(Foto: REUTERS/Ilan Rosenberg)
DEMONSTRASI BERKEPANJANGAN: Pemandangan drone pengunjuk rasa anti-pemerintah melancarkan demonstrasi berkepanjangan yang menyerukan agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengundurkan diri dan mendesak pemilihan umum di depan Knesset, par
Yerusalem (SIB)
Puluhan ribu warga Israel berkumpul di luar gedung parlemen di Yerusalem pada Minggu (31/3) dalam demonstrasi anti-pemerintah terbesar sejak perang yang dilancarkan negara itu terhadap kelompok militan Hamas pada 7 Oktober lalu. Mereka mendesak pemerintah untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata guna membebaskan puluhan sandera yang masih ditahan oleh Hamas di Gaza dan mengadakan pemilihan umum (Pemilu) dini.
Masyarakat Israel secara luas bersatu tak lama setelah 7 Oktober, ketika Hamas membunuh sekitar 1.200 orang dalam sebuah serangan lintas batas dan menyandera 250 orang lainnya. Konflik selama hampir enam bulan ini telah menimbulkan perpecahan baru di kalangan pemerintah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, meskipun sebagian besar rakyat Israel tetap mendukung perang.
Netanyahu telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan membawa pulang semua sandera, namun yang sulit dipahami adalah bagaimana mungkin Hamas masih tetap utuh meski telah dibombardir serangan Israel selama lebih dari enam bulan?
Sekitar separuh dari sandera di Gaza dibebaskan selama gencatan senjata selama satu minggu pada bulan November lalu. Namun upaya mediator internasional untuk membawa pulang sisa sandera telah gagal. Pembicaraan dilanjutkan pada hari Minggu dengan sedikit harapan akan adanya terobosan. Keluarga para sandera percaya bahwa waktu hampir habis.
"Kami percaya dengan keberadaan pemerintahan ini, tidak akan ada sandera yang kembali karena mereka sibuk menempatkan tongkat (kekuasaan) di roda negosiasi untuk para sandera," kata Boaz Atzili. Dua sepupu Boaz, yaitu Aviv Atlizi dan istrinya, Liat, diculik pada tanggal 7 Oktober. Liat dibebaskan, namun Aviv dibunuh, dan jasadnya masih ditahan berada di Gaza. "Netanyahu hanya bekerja untuk kepentingan pribadinya,” tambah Boaz.


Rusak Hubungan
Para pengunjuk juga menyalahkan Netanyahu atas kegagalannya mencegah serangan pada 7 Oktober, dan mengatakan bahwa perpecahan politik yang mendalam atas upaya perombakan peradilan tahun lalu telah melemahkan Israel menjelang serangan tersebut. Sebagian pihak lainnya menuduhnya telah merusak hubungan dengan Amerika, sekutu terpenting Israel. Netanyahu juga menghadapi serangkaian tuduhan korupsi yang perlahan-lahan mulai diproses di pengadilan. Para kritikus mengatakan keputusan-keputusannya tampaknya berfokus pada kelangsungan hidup politik daripada kepentingan nasional.
Pemimpin Mayoritas Senat AS, Senator Chuck Schumer yang pertama mendesak Netanyahu agar mundur sebagai PM Israel dan selenggarakan pemilu baru.
Banyak keluarga para sandera telah menahan diri untuk tidak mengecam Netanyahu secara terbuka untuk menghindari permusuhan dengan sang pemimpin dan menjadikan penderitaan para sandera sebagai isu politik. Namun, beberapa di antaranya kini ingin mengubah haluan.
Kerumunan massa pada hari Minggu berada di sekitar gedung Knesset, atau gedung parlemen, dan para penyelenggara bersumpah untuk melanjutkan demonstrasi selama beberapa hari. Mereka mendesak pemerintah untuk mengadakan pemilihan umum baru, hampir dua tahun lebih cepat dari jadwal. Ribuan orang juga berdemonstrasi di Tel Aviv.


Akan Lumpuhkan
Sementara itu, Netanyahu dalam pidato yang disiarkan secara nasional di televisi sebelum menjalani operasi hernia pada Minggu mengatakan, ia memahami rasa sakit yang dirasakan oleh para keluarga. Namun melangsungkan pemilu baru menurutnya, akan melumpuhkan Israel selama 6-8 bulan, dan mengulur-ulur pembicaraan tentang sandera.
Koalisi pemerintahan Netanyahu tampaknya akan tetap kokoh. Bahkan jika ia digulingkan sekali pun, maka saingan utamanya, Benny Gantz, adalah anggota kabinet perang dan kemungkinan besar akan meneruskan banyak kebijakannya.
Dalam pidatonya itu, Netanyahu juga mengulangi sumpahnya untuk melakukan serangan darat militer ke Rafah, kota di bagian paling selatan Gaza di mana lebih dari separuh penduduk atau 2,3 juta jiwa sekarang berlindung setelah melarikan diri dari pertempuran di tempat lain. "
Tidak ada kemenangan tanpa masuk ke Rafah," katanya, seraya menambahkan bahwa tekanan AS tidak akan menggoyahkannya.


Ditemukan
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, melaporkan bahwa penyerbuan militer Israel terhadap kompleks Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza menyisakan puluhan mayat. Tank dan kendaraan militer Israel telah ditarik mundur dari rumah sakit utama di daerah kantong Palestina tersebut.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (1/4), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa puluhan mayat ditemukan di kompleks RS Al-Shifa, di mana seorang jurnalis AFP dan para saksi mata melihat tank-tank dan kendaraan militer keluar dari kompleks rumah sakit tersebut.
Temuan puluhan mayat dan ditarik mundurnya tank Israel itu terjadi beberapa hari setelah operasi militer besar-besaran diluncurkan Israel terhadap kompleks rumah sakit tersebut.
Militer Israel, dalam pernyataannya, mengonfirmasi bahwa pasukannya telah ditarik mundur dari RS Al-Shifa setelah operasi militer berlangsung selama dua pekan. Disebutkan juga bahwa penyisiran terhadap rumah sakit terbesar di Jalur Gaza itu telah dilakukan "sambil mencegah kerugian terhadap warga sipil, para pasien dan tim medis".
Para saksi mata mengatakan bahwa puluhan serangan udara dan tembakan peluru menghantam area sekitar kompleks RS Al-Shifa. Kantor media pemerintah Israel menyebut serangan udara memberikan perlindungan bagi kendaraan militer yang mundur dari kompleks tersebut.
Israel meluncurkan operasi militer terhadap RS Al-Shifa sejak 18 Maret lalu, dan menggambarkannya sebagai operasi yang "tepat sasaran" yang menargetkan militan Hamas yang dituduh beroperasi dari kompleks rumah sakit tersebut.
Sebelumnya dilaporkan oleh Tel Aviv bahwa 200 militan tewas dalam pertempuran di dan sekitar RS Al-Shifa.
Militer Israel juga merilis rekaman video yang diklaim menunjukkan persenjataan dan uang yang disita dari RS Al-Shifa yang digunakan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya, Jihad Islam. Hamas, para dokter dan kelompok HAM membantah bahwa militan beroperasi dari RS Al-Shifa dan fasilitas kesehatan lainnya.
"Puluhan jenazah, beberapa di antaranya sudah membusuk, ditemukan di dalam dan sekitar kompleks medis Al-Shifa," sebut Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataannya.
Disebutkan juga oleh Kementerian Kesehatan Gaza bahwa militer Israel "telah menarik diri dari kompleks medis Al-Shifa setelah membakar bangunan kompleks tersebut dan membuatnya tidak bisa digunakan lagi".
"Skala kehancuran di dalam kompleks dan bangunan di sekitarnya sangat besar," imbuh Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataannya.
Dalam pernyataan terpisah, seorang jurnalis AFP di lokasi kejadian melaporkan beberapa bangunan di dalam kompleks rumah sakit itu mengalami kerusakan dan beberapa area mengalami kerusakan akibat kebakaran.
Seorang dokter setempat menuturkan kepada AFP bahwa lebih dari 20 jenazah ditemukan, dengan beberapa jenazah terlindas oleh kendaraan yang ditarik mundur.


Gencatan senjata
Terpisah, Paus Fransiskus mengulangi seruannya untuk memastikan akses bantuan kemanusiaan dan gencatan senjata segera di Jalur Gaza, di mana warga Palestina terancam kelaparan akibat serangan Israel selama enam bulan terakhir.
"Saya mengimbau sekali lagi agar akses bantuan kemanusiaan dibuka ke Gaza, menyerukan pelepasan segera para sandera yang ditangkap pada 7 Oktober, dan gencatan senjata di Jalur Gaza," kata Paus ketika menyampaikan pesan Paskah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, pada Minggu (31/3), yang diikuti puluhan ribu penganut Katolik.
Ia menyoroti bahwa konflik yang sedang berlangsung di wilayah kantong Palestina itu menelan banyak korban sipil, terutama anak-anak.
"Betapa banyak penderitaan yang kita lihat di mata mereka. Dengan mata seperti itu, mereka bertanya kepada kita: Mengapa? Mengapa semua kematian ini terjadi? Mengapa semua kehancuran ini terjadi?”
“Perang selalu menjadi kekalahan dan keabsurdan,” kata Paus, menambahkan. (**)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru