Kidung Pengharapan Celvin Ferdinando Samosir untuk Berkumpul dengan Keluarga di Amerika


507 view
Kidung Pengharapan Celvin Ferdinando Samosir untuk Berkumpul dengan Keluarga di Amerika
Foto: Facebook/d
Perwira: Ipda Celvin Ferdinando Samosir bertelut memeluk ibunya AKBP Magdalena Sirait SSn saat diwisuda menjadi perwira muda Polri tahun 2020. 

Denpasar (SIB)

Satu persatu doa Ipda Cevin Ferdinando Samosir dijawab-Nya. Dari ingin menjadi bhayangkara negara, berlanjut ingin melihat abang dan adiknya, bahagia. Kini, ingin berbakti pada ibunya AKBP Magdalena Sirait SSn. “Membahagiakan orangtua tentu tanpa tepi, tak boleh terbatas karena saya ingin tiap saat menyaksikan mama senyum. Menompangkan tangan di atas kepala saya sambil berdoa bersama,” ujar Panit Reskrim Polrestabes Denpasar Bali itu, Jumat (6/5).


Doa-doa orangtuanya sudah menghantarkannya ke cita-citanya. “Mama saya itu malaikat sesungguhnya yang diturunkan-Nya pada kami anak-anaknya. Ia single parent membesarkan kami,” kenang Celvin itu.


Bersamaan dengan doa, ia berkidung pengharapan, kiranya pada hari bahagia nanti... ketika naik ke altar bersama pilihan hatinya, drg Nia Veronika Sipayung, tulang-tulangnya, khususnya Ir Verbon Sirait MBA /Dra Nurleli Tampubolon (Amerika Serikat), hadir secara fisik. Ia ingin sekali berkumpul dengan seluruh kelaurganya.


Soalnya ketika abangnya, Paulinus Josua Samosir ST & Adella Ris Daina Sirait ST menikah di Medan, tulangnya tak dapat terbang ke Tanah Air. “Pengharapan saya itu pun pastinya bagian dari kebahagiaan mama,” ujar Celvin.


Kedekatannya pada tulangnya, tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Saat papanya sakit, tiga bersaudara (Paulinus - Celvin dan Thimothy) yang merawat tapi tulangnya terus mengikuti via virtual.


Misalnya Drs Hamoan Sirait /Nursiti Parsodi SPd (Jakarta), Ir Verbon Sirait MBA /Dra Nurleli Tampubolon (Amerika Serikat), Drs Johnny Sirait MSi /dr Amy Oppusunggu (Jakarta), Ir Jinto Sirait MSi / Evi Simamora AMd (Kalimantan) yang terus menyuport. “Mereka lebih dari sekadar tulang, tapi lebih tepat dikatakan orangtua kandung,” kenang Celvin. Itulah sebabnya rasa rindu ingin bertemu.


Apalagi dengan keluarga di Amerika. “Saya terus berdoa, pada hari bahagia, ingin berbagi suka. Melihat mama senyum bersama tulang,” harapnya.

***

Dulu, Celvin pernah merasa tak ‘diperhatikan-Nya’ karena tiba-tiba ‘kehilangan’ kasih sayang papanya, Ir Felix Samosir.


Papanya seorang tokoh pemuda dan pimpinan organisasi keagamaan. Ketika masih SMP, orang yang dikasihinya, stroke.


Sejak saat itu mamanya melakoni peran sebagai ibu dan ayah. “Kami masih kecil. Butuh biaya tak sedikit. Mama semua yang mencukupkannya,” ujarnya.


Setamat SMA, papanya meninggal.


***

Terlahir di Medan pada 30 September 1996 sebagai putra kedua dari tiga bersaudara. Menimba ilmu di SD Methodist dan SMP St Thomas 1 dan SMA Sutomo 1 Medan. Lulus masuk USU tapi studi hingga semester 3 di Fakultas Pertanian ditinggalkannya karena lulus menjadi Akpol. “Itu pun karena doa dan usaha mama!”


Didikan keras dengan parameter moral religi dan adat ditanamkan ibunya. Selama di pendidikan, fokusnya berbagi untuk abang-adik dan orangtua. “Mama yang menggenapi semua kebutuhan. Darinya saya tahu. Semua pihak membantu, khususnya Tulang Verbon Sirait yang berperan sebagai orangtua kandung,” kenangnya. Soalnya, ia yakin penghasilan orangtuanya tak cukup untuk membiayai kebutuhan anak-anaknya. “Sampai saat ini, saya masih mengkaji, dari mana mama saya dapat membiayai anak-anaknya. Yeah... Tuhan Yesus Kristus mengutus mama sebagai wonder women kami!”


Ketika diwisuda menjadi perwira muda, Celvin tak dapat mencerna dari mana datang kekuatan ibunya. “Berkat-Nya tergenapi. Kami menyukuri dan tetap berpegang pada-Nya,” papar Celvin sambil mengurai nats Kolose 3 : 23 sebagai penuntun kehidupannya.


Ketika abangnya menikah, Celpin mempersembahkan “Mauliate Ma Inang” di hadapan keluarga. Lirik lagu karya Tagor Tampubolon itu tepat melukiskan isi hatinya.


Hal lain dalam membahagiakan ibunya, Celvin ingin menunaikan amanah orangtuanya yakni melestarikan keeratan persaudaraan, menjalankan adat-istiadat dan terus memuliakan-Nya. (Facebook /R10/d)


Penulis
: Redaksi
Sumber
: KORAN SIB
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers hariansib.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online hariansib.com Hubungi kami: redaksi@hariansib.com