Selasa, 30 April 2024

AS Batalkan 1.000 Visa Warga China, Kebanyakan Mahasiswa dan Peneliti

Redaksi - Jumat, 11 September 2020 19:39 WIB
AS Batalkan 1.000 Visa Warga China, Kebanyakan Mahasiswa dan Peneliti
Getty Images
Ilustrasi
Washington DC (SIB)
Otoritas Amerika Serikat (AS) mencabut visa untuk lebih dari 1.000 warga negara China. Pencabutan visa ini didasarkan pada keputusan presiden tanggal 29 Mei yang menangguhkan masuknya mahasiswa dan peneliti dari China, yang dianggap memberikan risiko keamanan bagi AS.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (10/9), Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Chad Wolf, menyatakan bahwa AS memblokir visa untuk 'mahasiswa pascasarjana dan para peneliti tertentu dari China yang memiliki keterkaitan dengan strategi fusi militer China untuk mencegah mereka mencuri dan sebaliknya melakukan penelitian sensitif'.

Wolf berulang kali melontarkan tuduhan AS atas praktik bisnis yang tidak adil dan spionase industri oleh China, termasuk upaya-upaya mencuri penelitian virus Corona (Covid-19). AS juga menuduh China menyalahgunakan visa mahasiswa untuk mengeksploitasi akademisi Amerika.

Ditambahkan Wolf bahwa AS juga 'mencegah barang-barang yang diproduksi dari tenaga kerja budak untuk memasuki pasar kita, menuntut agar China menghormati martabat yang melekat pada setiap manusia'. Hal ini merujuk pada dugaan penindasan warga etnis minoritas Muslim di Xinjiang, China.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa pencabutan visa ini dilakukan di bawah keputusan Presiden Donald Trump yang diumumkan pada 29 Mei lalu, sebagai bagian respons AS terhadap pembatasan demokrasi yang ditegakkan China di Hong Kong.

"Mulai 8 September 2020, Departemen (Luar Negeri) telah mencabut lebih dari 1.000 visa warga RRC (Republik Rakyat China-red) yang ditemukan tunduk pada Keputusan Presiden 10043 dan karenanya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa," tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS tersebut.

Disebutkan juru bicara itu bahwa 'mahasiswa pascasarjana dan peneliti yang berisiko tinggi' mewakili 'sebagian kecil' warga China yang datang ke AS untuk belajar dan meneliti. Namun, imbuh juru bicara itu, setiap mahasiswa dan cendekiawan yang sah akan terus disambut baik.

Sebelumnya, beberapa mahasiswa China yang terdaftar di universitas-universitas AS mengatakan mereka menerima pemberitahuan via email dari Kedutaan Besar AS di Beijing atau Konsulat AS di China, Rabu (9/9) waktu setempat, yang memberitahukan bahwa visa mereka dibatalkan.

Hampir 50 mahasiswa pemegang visa akademik F-1 termasuk para mahasiswa pascarsarjana dan mahasiswa S1 menuturkan dalam sebuah chatroom WeChat bahwa pemberitahuan AS menyatakan mereka harus mengajukan visa baru jika ingin melakukan perjalanan ke AS.

Kebanyakan mahasiswa China yang visanya dicabut AS diketahui mengambil jurusan sains, teknologi, teknik dan matematika. Beberapa mengatakan bahwa mereka mahasiswa pascasarjana yang mendapatkan gelar sarjana di universitas-universitas China yang punya keterkaitan dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), sebutan untuk militer China.

Pada Mei lalu, sejumlah sumber menuturkan kepada Reuters bahwa AS berencana membatalkan visa ribuan mahasiswa China yang diyakini terkait dengan militer China. Otoritas China, pada Juni lalu, menegaskan pihaknya menentang setiap langkah AS untuk membatasi mahasiswa China kuliah di AS dan mendesak AS berbuat lebih banyak untuk meningkatkan pertukaran dan pemahaman bersama.

Sekitar 360 ribu warga China yang kuliah di AS, memberikan pemasukan signifikan bagi perguruan tinggi AS, meskipun pandemi Corona sangat mengganggu aktivitas perkuliah (Detikcom/d)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Kemenag Sumut: Visa Jemaah Haji Tuntas Akhir April 2024
Dua Warga Indonesia Pemegang Visa WHV Tewas Tabrakan di Australia
Tiga Peserta Working Holiday Visa Asal Indonesia Tewas Kecelakaan di Australia
Menparekraf Usulkan 20 Negara Bebas Visa Kunjungan ke RI
Pj Gubernur Hassanudin Minta Antisipasi Penurunan Produktivitas Terkait Sumber Devisa Indonesia
Imigrasi Sebut Wisatawan Naik Meski Bebas Visa 159 Negera Disetop Sementara
komentar
beritaTerbaru