Sabtu, 27 April 2024

Penembakan di Sinagoge, Pemimpin Yahudi Salahkan Trump

* Trump Serukan Hukum Mati Pelaku Penembakan * Paus Fransiskus Minta Semua Padamkan Api Kebencian
- Selasa, 30 Oktober 2018 17:37 WIB
Penembakan di Sinagoge, Pemimpin Yahudi Salahkan Trump
SIB/AP/Yahoonews
Seorang warga mengusung poster berisi kata ?Kebencian & Kekerasan bukan Jawaban? saat mengikuti aksi berkabung, Minggu (28/10) di Squirrel Hill, Pittsburgh bagi para korban penembakan di sinagoga Tree of Life, yang menewaskan 11 penganut Yahudi.
Pittsburgh (SIB)- Sekelompok pemimpin Yahudi di Amerika Serikat menyalahkan Presiden Donald Trump atas insiden penembakan di Sinagoge Pohon Kehidupan yang menewaskan 11 orang pada akhir pekan lalu. "Selama tiga tahun terakhir, kata-kata dan kebijakan Anda mendorong gerakan nasionalis kulit putih yang sedang berkembang. Anda sendiri menyebut pembunuh itu jahat, tetapi kejadian kemarin adalah puncak langsung dari pengaruh Anda," tulis para pemimpin Yahudi dalam surat terbuka untuk Trump.

Surat itu menyerukan agar Trump "menghentikan tindakan yang membahayakan semua minoritas, serta menghentikan serangan terhadap imigran dan pengungsi. Trump harus berkomitmen pada kebijakan demokratis yang mengakui martabat kita semua."

Melalui surat itu, para pemimpin Yahudi Pittsburgh juga menyatakan bahwa sebelum Trump benar menghentikan serangan terhadap minoritas, sang presiden tidak akan diterima di komunitas sinagoge. Setelah insiden di sinagoge, Trump langsung mengeluarkan pernyataan melalui akun Twitter pribadinya.

"Seluruh Amerika berduka atas pembunuhan massal warga Yahudi Amerika di Sinagoge Pohon Kehidupan di Pittsburgh. Kami berdoa bagi mereka yang tewas dan orang tercinta mereka, dan kami bersimpati pada petugas kepolisian yang berani dan mengalami luka serius," tulis Trump. "Serangan anti-Semit jahanam ini adalah pelanggaran terhadap kemanusiaan. Semua ini akan membuat kita bekerja sama untuk mengekstraksi racun anti-Semit dari dunia. Kita harus bersatu melawan kebencian."

Trump juga menyatakan, penembakan di sinagoge Pittsburgh menunjukkan bahwa AS perlu kembali menerapkan hukuman mati. "Kalau ada orang yang melakukan (kejahatan) ini, mereka harus mendapat hukuman mati," kata Trump. "Siapa pun yang melakukan hal seperti ini terhadap orang-orang di kuil atau di gereja... mereka harus mendapat ganjaran yang pantas. Mereka harus mendapatkan hukuman yang setimpal," tegasnya.

Hukuman mati di Amerika merupakan masalah negara bagian masing-masing. Ada 20 negara bagian yang sudah menghapuskan hukuman mati, dan 30 negara bagian yang masih memberlakukannya, termasuk Pensylvania, negara bagian yang menjadi lokasi penembakan sinagoge ini.

Michael Eisenberg, mantan Presiden Sinagoge Tree of Life menuturkan, biasanya terdapat polisi yang berjaga di sekitar kawasan sinagoge pada hari libur. "Namun, saat kejadian tak ada yang bertugas. Ini adalah tempat ibadah. Kami tetap membuka pintu di mana orang keluar serta masuk," tutur Eisenberg. Trump melanjutkan, insiden tersebut hanya memberikan sedikit dampak terdapat desakan untuk mengubah undang-undang kepemilikan senjata. 

Presiden Donald Trump menyebut peristiwa ini 'tindakan jahat pembunuhan massal.' Ia menyebut pelaku adalah seorang 'maniak.' "Bahwa hal (penembakan masal) seperti ini terjadi lagi dan lagi, sejak bertahun-tahun, sungguh tak bisa diterima." Namun Trump menyangkal bahwa kejadian ini terkait dengan longgarnya aturan tentang pemilikan senjata. Ia malah menyebut, "andai saja ada penjaga bersenjata di dalam sinagoge, mereka akan bisa menghentikan (penyerang itu)".

Sebaliknya, pendahulunya, Barack Obama menyentil soal longgarnya izin senjata. Ia mencuit: "Kita tidak boleh lagi membuat orang yang ingin melukai orang lain, mendapat kemudahan untuk mendapatkan senjata."

Pernyataan Trump mendapat dukungan dari Wakil Presiden Mike Pence ketika melangsungkan kampanye di Las Vegas, Nevada. Dia menyatakan penembakan massal di Pittsburg bukan aksi kejahatan semata. Namun merupakan perbuatan iblis dan menyerang kebebasan beragama. "Tidak ada tempat di Amerika bagi kekerasan maupun anti-Semitisme. Perbuatan iblis seperti ini harus dihentikan," tegas Pence. 

Selain itu, dia juga menyatakan penembakan massal bisa dicegah jika terdapat otoritas penegak hukum yang membawa senjata. 

Sejauh ini pihak berwenang memperlakukan peristiwa ini sebagai kejahatan kebencian. Anti-Defamation League, organisasi Yahudi yang memerangi sikap anti Semitisme mengatakan: "Kami meyakini ini merupakan serangan paling mematikan terhadap komunitas Yahudi dalam sejarah Amerika Serikat.." "Saya sudah pernah (terlibat menangani) beberapa kecelakaan pesawat terbang. Namun ini salah satu yang terburuk yang pernah saya lihat, Sangat buruk," tambahnya.

Menurut situs webnya, sinagoge Tree of Life, Pohon Hayat, didirikan lebih dari 150 tahun yang lalu. Sekitar lima tahun lalu, sinagoge itu disatukan dengan Kongregasi Or L'Simcha yang berada di dekatnya, untuk membentuk Kongregasi Tree of Life - Or L'Simcha. Sinagoge ini berada di area Squirrel Hill di Pittsburgh, yang banyak dihuni komunitas Yahudi sejak tahun 1920-an.

Penembak memasuki gedung saat berlangsung upacara pemberian nama bagi seorang bayi. Ketua Federasi Yahudi Pittsburgh Jeff Finkelstein mengatakan kepada wartawan, pada setiap Sabtu pagi sinagoge itu dikunjungi sekitar 50 atau 60 orang jemaat yang datang beribadat.

Menurut jadwal situsnya, ibadat Shabbat pagi di sana dijadwalkan antara pukul 09:45 dan 12:00. Program pelatihan Shabbat untuk anak-anak 'di taman kanak-kanak sampai kelas tujuh' berlangsung dari pukul 10:15 sampai 11:45. Dalam acara itu hadirin belajar doa, ikut peribadatan dan mempelajari Taurat. Sejumlah petugas polisi New York dikerahkan menjaga sinagoge setelah penembakan itu.

Padamkan Api Kebencian
Sementara itu, Paus Fransiskus mengecam keras teror penembakan massal di sinagoge Amerika Serikat, yang menewaskan 11 orang pada Sabtu (27/10). Diwartakan AFP, dia menyebut insiden itu sebagai tindakan kekerasan yang tidak manusia. "Kita semua sebenarnya terluka oleh tindakan yang tidak manusiawi ini," katanya pada Minggu (28/10) di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. "Semoga Tuhan membantu kita memadamkan api kebencian yang berkembang di masyarakat, memperkuat rasa kemanusiaan, menghormati kehidupan, moral, dan nilai-nilai masyarakat, serta takut akan Tuhan," ucap pria asal Argentina tersebut. 

Pemimpin umat Katolik Roma itu menyatakan dukungannya kepada semua orang di Pittsburgh, khususnya komunitas Yahudi. Dia juga mendoakan keluarga korban dan agar diberikan penyembuhan bagi yang terluka. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengutuk serangan penembakan di sinagoge. Melansir The Hill, dia menyebutnya sebagai tindakan mengerikan dari kebrutalan anti-semit. "Seluruh Israel berduka dengan keluarga yang ditinggalkan," katanya dalam sebuah video. "Kami bersama dengan komunitas Yahudi di Pittsburgh dan rakyat Amerika dalam menghadapi anti-semit yang mengerikan," imbuh Netanyahu. 

Kejadian keji tersebut juga menggugah dua organisasi warga muslim Amerika melakukan penggalangan dana untuk korban penembakan di Sinagoge Tree of Life di Pittsburgh, Amerika Serikat. Sejauh ini, hampir US$ 80 ribu (Rp 1,2 miliar) telah dikumpulkan untuk para korban penembakan.

Seperti dilansir AFP, Senin (29/10), aksi penggalangan dana ini dilakukan melalui situs LaunchGood, dengan target awalnya US$ 25 ribu (Rp 375,1 juta) dalam waktu enam jam dan target kedua US$ 50 ribu (Rp 1,2 miliar) dalam waktu satu sehari.

Kini targetnya naik menjadi US$ 100 ribu (Rp 1,5 miliar). Penggalangan dana ini dicetuskan oleh dua organisasi non-profit muslim Amerika, CelebrateMercy dan MPower Change. "Kami berharap untuk membalas kejahatan dengan kebaikan, sama seperti keyakinan kami mengajarkan kami, dan memberikan pesan kasih sayang yang kuat melalui tindakan," demikian pernyataan gabungan dua organisasi tersebut.

Dana yang dikumpulkan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek para korban luka juga keluarga para korban tewas, seperti membiayai pemakaman dan membiayai perawatan medis. "Melalui kampanye ini, kami berharap mengirimkan pesan persatuan dari komunitas Yahudi dan umat muslim bahwa tidak ada tempat untuk kebencian dan kekerasan semacam ini di Amerika," tegas pernyataan itu. 

"Kami mendoakan agar hal ini bisa memulihkan rasa keamanan dan perdamaian bagi komunitas Yahudi-Amerika yang tidak diragukan lagi tengah terguncang atas insiden ini," tandas pernyataan tersebut.

Dalam penembakan yang terjadi pada Sabtu (27/10) waktu setempat, pelaku yang diidentifikasi bernama Robert Bowers (46) melepas tembakan ke arah para jemaat Sinagoge Tree of Life di Pittsburgh dengan sebuah senapan serbu dan tiga pistol tangan. Bowers dilaporkan berteriak 'semua Yahudi harus mati' saat melepas tembakan secara brutal. Bowers telah ditangkap otoritas setempat dan didakwa kejahatan kebencian. Dia bisa diancam hukuman mati jika terbukti bersalah. 

Di biodata akunnya -sekarang dibekukan- tertulis: "Orang-orang Yahudi adalah anak-anak Setan". Pada Sabtu pagi, dia mengecam kelompok Yahudi yang membantu pengungsi, Hebrew Immigrant Aid Society (HIAS) dan mengatakan dia tidak bisa 'duduk-duduk saja dan menonton kaum saya dibantai'.
Dalam postingan sebelumnya, ia menyerang Presiden AS Donald Trump dan komunitas Yahudi. "Trump adalah seorang globalis, bukan nasionalis," tulisnya. "Tidak ada #MAGA selama ada infestasi kike."

Dalam posting lain, dia berkata: "Sebagai catatan, saya tidak memilih dia (Trump), dan saya juga tak punya tak mengenakan, bahkan tak menyentuh topi MAGA (Make America Great Again, semboyan Trump).

Dia juga menyatakan dukungan pada konspirasi QAnon - sebuah teori kalangan sayap kanan pro-Trump yang percaya bahwa Trump menyusun rencana rahasia untuk menyelidiki dan menangkap bintang terkenal atau elit politik yang korup atau melecehkan anak kecil. (AFP/BBCI/Kps/Detikcom/h)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Sekjen Kemnaker Tegaskan Komitmen Hadirkan Pelayanan Terpadu Satu Atap
Pj Bupati Taput Silahturahmi dengan Kapolres, Bahas Inisiatif Pelayanan Publik
Pembubaran Timnas AMIN Diundur Pekan Depan, Tajuknya Halalbihalal
Menlu Singapura Temui Jokowi di Istana, Bahas Kunjungan PM ke Indonesia
Satu Anggota OPM Serahkan Diri, Kembali dalam Kedaulatan RI
Eks Pj Bupati Sorong Divonis 22 Bulan Penjara di Kasus Suap BPK Papua Barat
komentar
beritaTerbaru