Rabu, 01 Mei 2024

Keluarga Brigadir J Tolak Hasil Autopsi, Minta Kapolri Bentuk Tim Independen

* Karo Paminal dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Dinonaktifkan
Redaksi - Kamis, 21 Juli 2022 08:59 WIB
Keluarga Brigadir J Tolak Hasil Autopsi, Minta Kapolri Bentuk Tim Independen
Foto: Azhar/detikcom
Pengacara Brigadir Yoshua saat laporkan dugaan pembunuhan ke Bareskrim. 
Jakarta (SIB)
Pihak keluarga Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J menolak hasil autopsi yang dilakukan RS Polri.

Mereka meminta agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim independen untuk mengautopsi ulang jenazah Brigadir J.

Kamarudin berharap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim independen untuk mengautopsi ulang Brigadir J. Dia mengatakan tim independen penting agar hasil autopsi transparan.

"Oleh karena itu secara pasti maka kami memohon kepada Bapak Kapolri untuk membentuk tim yang membentuk independen yang melibatkan dokter-dokter yang lain terutama bukan yang kemarin, dokter dari RSPAD, yang kedua RS Angkatan Laut, Ketiga RSCM, terus dari rumah sakit swasta," ucap Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak di Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Rabu (20/7).

Dia mengatakan tim independen diperlukan untuk melakukan autopsi ulang karena pihak keluarga merasa banyak kejanggalan terkait tewasnya Brigadir J. Dia mempertanyakan mengapa RS Polri tidak memberi komentar apapun terkait autopsi Brigadir J.

"Mereka bekerja bersama-sama agar ini semua bisa transparan, mengapa kita menolak autopsi yang lalu karena kan matinya itu tembak-tembakan tapi dari RS polri tidak ada komentar. Harusnya berdasarkan penjelasan Karo Penmas, yang mereka periksa itu harusnya kan tembak menembak tapi tidak ada protes seharusnya mereka protes," ucapnya.

Bekas Lilitan
Sebelum memasuki gedung Bareskrim Polri, Kamarudin menyebut ada temuan baru di tubuh Brigadir J, yakni bekas luka lilitan di bagian leher.

"Kami mendapatkan lagi ada luka semacam lilitan di leher, artinya ada dugaan bahwa almarhum Brigadir Yoshua ini dijerat dari belakang," kata Kamarudin.[br]

Kamarudin menyebut, luka tersebut berbentuk seperti goresan. Luka itu terdapat pada leher kanan hingga kiri Brigadir J, dan seperti luka lilitan tali.

"Jadi di dalam lehernya itu ada semacam goresan yang keliling dari ke kanan ke kiri seperti ditarik pakai tali dari belakang, dan meninggalkan luka memar," katanya.

Lalu, Kamarudin mengatakan, pihaknya semakin yakin bahwa Brigadir J dibunuh secara terencana. Dia juga menduga pembunuh dilakukan lebih dari satu orang.

"Oleh karena itulah kami semakin yakin bahwa memang pelaku dugaan tindak pidana ini adalah terencana oleh orang-orang tertentu, dan tidak mungkin satu orang karena ada orang yang berperan pegang pistol, ada yang menjerat leher, ada yang menggunakan senjata tajam dan sebagainya," ujarnya.

"Sekiranya ini perkelahian satu lawan satu, atau tembak-menembak satu lawan satu maka tidak mungkin ada jerat tali di leher. itulah perkembangan baru kami dapatkan lagi," tambahnya.

Autopsi Ulang
Terkait permintaan Keluarga Brigadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat agar Polri melakukan autopsi ulang, Polri menyampaikan akan menindaklanjutinya dan menggandeng kedokteran forensik eksternal.

"Tadi sudah laksanakan gelar awal bersama tim penyidik dan saat ini masih berlangsung proses klarifikasi. Dalam pertemuan awal tadi juga, keluarga meminta untuk dilaksanakan ekshumasi atau autopsi ulang. Tadi juga kita sudah menerima suratnya secara resmi," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (20/7).

Andi mengatakan, permintaan autopsi ulang akan ditindaklanjuti dengan cepat. Bareskrim nantinya juga akan melibatkan kedokteran forensik eksternal, juga Komnas HAM serta Kompolnas.[br]

"Nah tentunya ini akan segera saya tindaklanjuti dengan cepat. Saya akan berkoordinasi dengan Kedokteran Forensik, termasuk juga tentunya akan melibatkan unsur-unsur di luar Kedokteran Forensik Polri, termasuk persatuan Kedokteran Forensik Indonesia," katanya.

"Termasuk juga Kompolnas atau Komnas HAM akan saya komunikasikan untuk menjamin bahwa proses ekshumasi nanti tentunya bisa berjalan lancar dan juga hasilnya valid," tambahnya.

Dinonaktifkan
Sementara itu, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) akhirnya resmi menonaktifkan dua personelnya buntut dari kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Kedua polisi yang dinonaktifkan dari jabatannya yakni Kepala Biro Pengamanan Internal (Karo Paminal) Divisi Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan dan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto.

"Kami memutuskan untuk menonaktifian 2 orang yaitu Karo Paminal Brigjen Pol Hendra. Kedua yang dinonaktifkan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (20/7).

Menurut Dedi, penonaktifan tersebut dilakukan dalam rangka menjaga transparansi dan independensi tim khusus dalam mengusut kasus yang menyebabkan tewasnya Brigadir J. [br]

Dedi menambahkan, pengganti Kombes Budhi Herdi akan dipilih oleh Kapolda Metro Jaya. "Siapa pejabat sementaranya akan secara administratif akan ditunjuk oleh Kapolda Metro Jaya," kata dia.

Temukan CCTV
Polri kini telah mendapatkan bukti petunjuk CCTV yang diklaim akan mengungkap kasus secara terang benderang.

"Ketiga, tim ini bekerja maksimal. Kita sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini," kata Dedi Prasetyo.

CCTV tersebut akan didalami oleh tim khusus yang telah dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Dedi mengatakan CCTV tersebut akan dibuka ke publik apabila penyidikan oleh tim khusus selesai.

"CCTV ini sedang didalami oleh timsus yang nanti akan dibuka apabila seluruh rangkaian proses penyidikan oleh timsus sudah selesai. Jadi dia tidak sepotong-sepotong, juga akan menyampaikan secara komperhensif apa yang telah dicapai timsus yang ditentukan Bapak Kapolri," terang Dedi.

Dedi menyampaikan tim saat ini tengah bekerja semaksimal mungin. Polri berjanji akan menyerap aspirasi masyarakat dalam pengusutan kasus ini.

"Sekali lagi, Bapak Kapolri mendengarkan seluruh apa yang menjadi aspirasi di masyarakat dan juga komitmen dari pimpinan Polri dalam rangka menjaga independensi, transparan dan akuntabel. Tim menunjukkan kinerjanya yang maksimal," tuturnya. (detikcom/Kps/f)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
: KORAN SIB
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Polri Didesak Ungkap Pemilik 137 Kg Sabu Tak Bertuan di Tanjungbalai
Melalui Vidcon, Bupati Humbahas dan Kapolres Ikuti Penandatanganan Nota Kesepahaman Kementan dan Polri
Polri Siapkan 5.791 Personel Amankan World Water Forum 2024 di Bali
Bawaslu Sumut Beberkan Strategi Pengawasan Pemilu Tahun 2024
4.266 Personel Gabungan Amankan KPU Jelang Penetapan Hasil Pilpres 2024
Dewan Pers Apresiasi Kinerja Divisi Humas Polri yang Mudahkan Para Jurnalis
komentar
beritaTerbaru