Jakarta (harianSIB.com)
Lancarnya arus mudik tahun ini, baik melalui jalur udara, darat dan perhubungan laut, berkat adanya kerjasama semua pihak. Bahkan, daya dukung infrastruktur tahun 2023, jauh lebih baik dibanding tahun 2017-2018 dan tahun 2019.
Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) Neng Eem Muhammad Zulfa Hiz menyatakan hal itu dalam rilisnya kepada wartawan, Selasa (16/5/2023). Karena adanya kerjasama, maka hasilnya baik dan terbangun konektivitas infrastruktur yang jauh lebih besar. Di lain sisi digelontorkan ratusan triliun APBN dalam kurun waktu 4 tahun ini.
Menurut Neng Eem, dari aspek dan perputaran ekonomi, berdasarkan data yang ada, pertumbuhan ekonomi kita di kuartal pertama mencapai 5% yang diumumkan oleh BPS dan kita optimis pada kuartal kedua mampu lebih tinggi karena ada pergerakan ekonomi di tengah kuartal kedua, yaitu Ramadan dan Idul Fitri. Karena ada mudik, maka diperkirakan perputaran uang mencapai Rp 280 triliun. Itu artinya, lebih kurang seperempat dari APBN yang menggerakkan ekonomi.
"Ada redistribusi aset, ada retribusi ekonomi dari kota ke desa, dari kota ke kampung, baik yang berpenghasilan rendah, menengah, maupun yang besar, berpenghasilan menengah," kata Eem sambil menambahkan bahwa memang lebih banyak menggunakan jalur mudik udara, kemudian yang jarak tempuhnya lebih dekat.
Lalu, menggunakan jalur darat, kemudian jalur perhubungan laut sebagai opsi antar pulau, di samping lewat trans Sumatera melalui pelabuhan Merak yang sudah terhubung dengan baik. Perputaran dana yang lebih tinggi dibanding sebelumnya, itu berarti daya beli masyarakat dari kota ke desa akan mampu "memantik", setidaknya kalau orang kota pulang ke kampung halamannya ingin menambah satu petak sawah, ingin renovasi rumah orang tua atau perbaiki makam leluhurnya yang kemudian uang yang dibawa dari kota, dibelikan semen, pasir, ada gaji tukang lokal sehingga menjadi faktor pendorong terhadap perputaran ekonomi lokal.
Memang dari segi sosial mengalami penurunan. Sebab, akibat terjadinya kecelakaan mengakibatkan ada orang yang meninggal dunia. Berdasarkan data dari Korlantas, sebanyak 189 kehilangan keluarga, akibat kecelakaan mudik. Belum lagi yang mengalami luka berat dan ringan. Hal seperti ini bisa melahirkan psikologis dan memerlukan waktu untuk pemulihan.
Ini tentunya merupakan pekerjaan rumah, apalagi personel aparat keamanan, khususnya polisi lalu lintas yang diturunkan lebih kurang 148.211 personel. Makanya, mampu menurunkan 30 % lebih angka kecelakaan lalin, meninggal dan korban luka berat menjadi 186 orang. Namun ini, masih menjadi PR yang harus dibuatkan simulasinya ke depan.
Artinya, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi jauh hari sebelum mudik, sehingga sudah bisa memantau sumber-sumber masyarakat yang akan mudik. Seperti Jabodetabek, perlu sosialisasi dan edukasi literasi. Polri, Kemenhub dan seluruh yang terlibat diberikan anggaran supaya mereka bisa lebih awal untuk menyosialisasikan tentang opsi jalur-jalur. Bukan minus seminggu sebelum Ramadan atau minggu terakhir sebelum Idul Fitri, tetapi bisa dilakukan 6 bulan sebelumnya.
Ke depan sebaiknya ada mitigasi risiko yang bisa dilakukan oleh para pemudik. Terkait keamanan dan kenyamanan masyarakat memang jauh lebih baik pada tahun 2023. Kenyamanannya dapat dilihat dari tingkat kemacetan berapa lama jarak tempuhnya. Tadinya bisa 36 jam, sekarang bisa 11 jam sampai di perbatasan Jawa Tengah, Jawa Timur misalnya. Bahkan, ada 8 jam sudah masuk di kota tujuan di Jawa Tengah.