Wakil Ketua Umum Gerindra Mayjen (Purn) Musa Bangun memastikan jika Prabowo Subianto kelak menjadi presiden akan meneruskan program-program yang telah dirintis Presiden Jokowi.
“Ya, pasti beliau (Prabowo) akan meneruskan program-program yang telah dilakukan oleh Pak Jokowi. Pun, Prabowo bergabung dalam kabinet pemerintahan Jokowi karena punya cita-cita yang sama, ikhtiarnya memang itu,” kata Musa Bangun di Jakarta, Sabtu (29/7/2023).
Menurutnya, ketika Prabowo masuk dalam kabinet Jokowi, dia dapat melihat dari dekat kehebatan sepak terjang yang telah dilakukan Jokowi.
“Bagi Pak Prabowo, langkah-langkah yang dilakukan terutama untuk pengelolaan sumber daya alam, khususnya program hilirisasi beberapa mineral dan tambang adalah sesuatu yang sebenarnya juga beliau (Prabowo) sudah tuangkan dalam bukunya berjudul Paradoks Indonesia terbit pada tahun 2017. Buku itu juga menggambarkan tentang kekayaan sumber daya alam kita,” jelas Ketua Yayasan Pengembangan Potensi Sumber Daya Pertahanan (YPPSDP) ini.
Lanjut Musa, Prabowo memang ingin menekankan bagaimana ekonomi Indonesia harus dikelola sesuai dengan konstitusi Pasal 33 UUD 1945 yaitu semua kekayaan alam yang terkandung di dalam harus dikelola oleh negara untuk kepentingan kemakmuran sebesar-besarnya untuk rakyat. “Nah Pak Prabowo pijakannya kesitu,” tegas Ketua Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) ini.
Ia mengatakan, jabaran dari pasal 33 UUD 1945 itu adalah apa yang dilakukan Presiden Jokowi saat ini, yakni salah satunya adalah program hilirisasi.
“Pak Prabowo juga paham betul bahwa di tengah-tengah perkembangan teknologi yang terus berkembang ini, kita tidak lagi harus mengirim ekspor barang mentah. Karena sebenarnya kalau barang mentah itu kita kelola sendiri maka akan menjadi bahan baku yang turunannya bisa bermacam-macam produk. Seperti nikel, turunannya setelah dismelterkan bisa jadi baja dan baterai kering. Nah kita bisa bayangkan lompatan nilai dari bahan mentah ke turunannya itu,” ujarnya.
Selain itu, Musa juga memastikan program pembangunan IKN akan dilanjutkan oleh Prabowo jika kelak terpilih jadi presiden.
“Iya mesti dilanjutkan program pembangunan IKN. Sebab pemerintahan itu mesti kontinuitas. Kita kan tidak boleh berpikir blok-blok atau penggal memenggal,” imbuhnya.
Jokowi juga, lanjut Musa, sebenarnya melanjutkan program yang dilakukan SBY. “Pak SBY tambah tol sekian, Jokowi juga menambah lebih panjang lagi jalan tol sehingga konektivitas di Pulau Jawa jadi semakin luas,” beber dia.
Ia menuturkan, setiap pemimpin itu memang seharusnya berpikir dan bertindak seperti itu ketika berbicara tentang pembangunan jangka panjang. Dulu zaman orde baru ada program berkelanjutan dalam bentuk repelita dan program pembangunan jangka panjang.
“Nah dengan sistem sekarang, setiap pemimpin yang akan membuat mekanisme pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, diperlukan kontinuitas. Maka siapapun yang melanjutkan pemerintahan Pak Jokowi harus melakukan kontinuitas itu,” paparnya.
“Tidak bisa, misalnya, hari ini Pak Jokowi melakukan hilirisasi tiba-tiba nanti penggantinya menyetop hilirisasi. Nanti kita sendiri yang rugi. Kita jadi setback. Padahal dengan hilirisasi itu sekarang pendapatan kita dari ekspor turunan dari nikel naik berlipat-lipat, masa kita stop. Itu yang menjadi tugas pemimpin kita di depan,” pungkas Musa. (*)