Selasa, 29 April 2025
RENUNGAN

Dosa Tidak Menghambat Kasih Setia-Nya (Mazmur 25 : 1-7)

Oleh Pdt Sunggul Pasaribu
- Minggu, 07 April 2019 10:42 WIB
5.641 view
Dosa Tidak Menghambat Kasih Setia-Nya (Mazmur 25 : 1-7)
Reformator DR Martin Luther sebelum memulai gerakan reformasi di Eidenberg, Jerman, terlebih dahulu melakukan renungan pribadi secara khusuk dengan cara berpuasa di kamarnya. Pada masa puasa tersebut, dia ingin menyerahkan seluruh pergumulannya pada Tuhan dengan tekun untuk memohon perlindungan-Nya. Namun tiba-tiba iblis datang menghampiri dirinya dengan menunjukkan sebuah tulisan yang berisikan daftar dosa-dosa pada masa lalunya.

Dengan tegar kemudian Luther pun menjawabnya dan berkata; 'Benar! Semua yang kamu tulis itu adalah dosa-dosaku'. Tetapi dengan tegas Luther melawan, katanya,: 'Pergilah wahai iblis, sebab dosaku yang banyak itu tidak lebih besar dari kasih setia Tuhan yang kuterima dalam hidupku!'

Menurut M.Luther bahwa keyakinan akan pengampunan Tuhan atas dosanya, membuatnya menjadi manusia yang terus menerus diperbaharui. Dosa-dosanya tidak lagi membatasi ruang geraknya untuk memformasi ulang kebenaran dan nilai-nilai keyakinan serta ajaran agama yang dianutnya. Dosa tidak membuatnya berhenti memperjuangkan yang baik. Selama masih ada pengharapan yang disediakan oleh Tuhan maka manusia tetap akan kuat menjalani masa kini dan masa depan.

Bagaimana kondisi ketika kita menghadapi suatu pergumulan berat seperti, kita dimusuhi, dihina dan diperlakukan tidak sepantasnya. Apakah kita tetap melayani Tuhan dengan baik, apakah kita tetap mau mempersembahkan hidup kita yang terbaik bagi Tuhan, apakah kita tetap rendah hati untuk selalu mencari Tuhan? Bila seperti itu kondisi saudara, ingatlah, bukan hanya saudara yang pernah mengalami pergumulan hidup seperti itu. Sang pemazmur, Raja Daud pun pernah mengalami pergumulan seperti itu. Nats ini mengungkapkan tentang pengakuan, kesadaran dan kesaksian hamba-Nya, Daud yang merasa terbeban dengan dosa-dosanya pada masa mudanya namun Allah tidak memperhitungkan kesalahan dan dosanya untuk menerima rahmat dan kasih setia-Nya.

Mazmur 25 ini mengisahkan betapa beratnya pergumulan yang dialami oleh Daud. Dari ungkapan-ungkapan doanya terlihat jelas betapa beratnya beban pergumulan yang dialaminya. Apa yang dialami oleh Daud ini ada yang melatarbelakanginya. Kisah ini terjadi dengan latar belakang Daud dipermalukan, dihina dan dikudeta kepemimpinannya oleh orang yang sangat dekat dengannya, yaitu anaknya sendiri, Absalom. Absalom berusaha untuk menggulingkan tahta kerajaan ayahnya sendiri sebagai raja dan akan berencana mengambil alih kepemimpinan sebagai raja dengan cara yang sangat tidak pantas. Absalom melakukan tindakan amoral terhadap ayahnya sendiri dengan menyetubuhi gundik-gundik ayahnya sendiri di depan sotoh rumah di depan mata seluruh bangsa Israel (2 Samuel 16:22).

Di tengah kepedihan hatinya, di tengah merasa berdosa dan di tengah penghinaan yang luar biasa yang dialaminya, Daud berdoa, "Kepada-Mu ya Tuhan, kuangkat jiwaku" (ayat 1). Pemahaman ini menunjukkan bahwa ketika dia bergumul sangat berat, Daud semakin belajar memberikan hidupnya yang terbaik dan yang inti kepada Tuhannya. Jiwa adalah bagian paling inti dan bernilai di dalam hidup manusia, karena jiwa itu satu-satunya milik Allah yang kembali kepada Allah ketika manusia itu mati (jasadnya bisa busuk tetapi jiwanya kembali kepada pemiliknya).

Kuangkat jiwaku adalah bentuk kesadaran dan penyerahaan diri Daud untuk mempersembahkan inti hidupnya kepada Tuhan. Mempersembahkan hidup yang terbaik adalah berhubungan dengan bagaimana dia tetap melayani Tuhan, menyenangkan hati Tuhan dan memuliakan Tuhan dengan hidupnya meskipun Daud sedang mengalami pergumulan yang begitu berat. Hal ini menunjukkan bahwa Daud memiliki iman yang tidak terpengaruh oleh kondisi apapun yang terjadi atau yang dialaminya. Itu sebabnya ia berkata, "Kepada-Mu aku percaya". Dia yakin semua yang bersifat fana, tahtanya, kerajaannya, harga dirinya dan semua miliknya termasuk gundik-gundiknya itu semua bisa saja hilang. Tetapi jangan sampai ia mengorbankan imannya hanya karena kesalahan dan dosa masa lalunya.

Menurut tafsiran Marie Claire Barth, yang menarik tentang Mazmur 25 ini adalah pemazmur mengungkapkan imannya yang mencakup tiga aspek (ayat 1-3): Pertama, ia mengangkat jiwanya kepada Tuhan untuk berdoa. Artinya ia mengarahkan seluruh perhatiannya hanya kepada Tuhan. Kedua, ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dengan keyakinan bahwa ia tidak mungkin dipermalukan oleh musuhnya, sebab Tuhanlah yang menjadi Pembelanya. Ketiga, ia menanti-nantikan Tuhan sedemikian rupa, dengan pengharapan dan janji Tuhan pasti digenapi. Kata "menantikan" terdapat tiga kali dalam perikop ini (ay 3, 5, 21).

Pengampunan adalah cara masuk pada kebenaran Allah. Tidak ada kekuatan apapun dari manusia yang dapat membuatnya boleh menjadi orang benar di hadapan Allah, oleh karena itu hiduplah menurut ajaran dan jalan Tuhan dan dalam tuntunan Roh-Nya, supaya kita semakin mengerti jalan-jalanNya. Oleh karena pengampunan, rahmat dan kasih setia Tuhan yang memampukan Daud untuk berdiri tegak menjadi hamba-Nya, memimpin umat-Nya sebagai pemimpin pada kerajaan Israel. Allah tidak memperhitungkan dosa kita bila kita menaruh percaya kepada-Nya. Percayalah. Amin! (q)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru