Uskup Keuskupan Sibolga Pimpin Misa Rabu Abu di Gereja Katolik Paroki Kataderal

Sibolga (harianSIB.com)
Uskup Keuskupan Sibolga Mgr Fransiskus TS Sinaga bersama Pastor Dedy Padang Pr, Pastor Bartolomeus Sihite Pr, Pastor Alboen Simatupang Pr dan Pastor Julius Efi Pr memimpin perayaan misa Rabu Abu, di Gereja Katolik Paroki Katederal St Theresia Lisieux Sibolga, Jalan Brigjen Katamso Sibolga, Rabu malam (5/3/2025).

Uskup dalam kotbahnya mengatakan, misa Rabu Abu menandai dimulainya masa pra Paskah dan umat diajak merenung, berdoa dan berpuasa sebagai persiapan merayakan Paskah.

Pada masa pra Paskah ini, kata Uskup, akan memulai perenungan agung selama 40 hari ke depan untuk memperbaiki diri.

Baca Juga:

• Ketika 1800 Hati Berkumpul, IKKSU Jabodetabek Rayakan Paskah dengan Cinta dan Kepedulian
• HKBP UAS Medan Bakti Sosial dan Rayakan Paskah Bersama Anak-anak Panti Asuhan

"Pertobatan sejati bukanlah sekadar ritual belaka atau hanya berpenampilan luar supaya dilihat melainkan perubahan hati yang mendalam," katanya.

Uskup menambahkan, sekarang saatnya umat untuk bertobat dan menerima kasih Tuhan dengan ketulusan hati dan keiklasan untuk menjalankan hidup beriman dan hendaknya semua yang dilakukan menyenangkan hati Tuhan.

Baca Juga:

• Sukacita Bersama Warga Binaan, HKBP UAS Medan Rayakan Paskah di Lapas Perempuan Tanjung Gusta
• Hasto Kristiyanto Puasa Ekstrem Selama di Rutan KPK

Masa pra Paskah ini mengusung tema "Aksi Puasa Pembangunan (APP) Nasional 2025", yaitu pertobatan ekologis sebagai peziarahan pengharapan di tahun Yobel 2025.

"Mari kita semua ikut serta ambil bagian dalam pelestarian lingkungan hidup dan merawat lingkungan," katanya.

Uskup juga mengharapkan umat tekun menerima sakramen ekaristi, sakramen rekonsiliasi, devosi dan mengadakan ziarah sehingga mendorong untuk merealisasikan hasil sinode, yaitu berakar dalam iman, bertumbuh dalam persekutuan dan berbuah dalam kesaksian.

Dalam perayaan misa Rabu Abu ini, seluruh umat beserta biarawan/ biarawati yang hadir mengikuti prosesi penerimaan tanda salib di dahi menggunakan abu oleh Uskup bersama para pastor. (*)