Jakarta (SIB)Direktorat Jenderal Pajak buka suara soal dugaan 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) termasuk milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan
Gibran Rakabuming, putra sulung Jokowi yang juga Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029 dan
MenkeuSri Mulyani bocor.
Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Kemenkeu Dwi Astuti mengatakan pihaknya tengah melakukan pendalaman atas kasus itu. "Saat ini tim teknis DJP sedang melakukan pendalaman," ujar Dwi lewat pesan teks, Rabu (18/9).
Dugaan 6 juta data NPWP bocor dan diperjualbelikan di Breach Forums diungkap pendiri Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto dalam unggahannya di X, seperti dikutip Harian SIB, pada Rabu (18/9).
Baca Juga:
Dari jutaan data yang bocor itu ada milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan
Gibran Rakabuming, putra sulung Jokowi yang juga Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029. "Sebanyak 6 juta data NPWP diperjualbelikan dengan harga sekitar 150 juta rupiah. Data yang bocor di antaranya NIK, NPWP, alamat, no hp, email dll," ujar Teguh dalam unggahannya.
"NPWP milik Jokowi,
Gibran, Kaesang, Menkominfo,
Sri Mulyani dan menteri lainnya juga dibocorkan di sampel yang diberikan oleh pelaku," imbuhnya.
Teguh juga menyertakan tangkapan layar unggahan penjahat siber di Breach Forums. Dalam tangkapan layar tersebut, unggahan tampak dibuat oleh akun bernama Bjorka pada September 2024.
Baca Juga:
Total ada 6,6 juta yang dijual dalam forum tersebut. Data-data tersebut dibanderol dengan harga US$10 ribu atau sekitar Rp153,1 miliar.
Menurut Teguh, pengunggah data tersebut memberikan total 10 ribu data sampel. 25 nama teratas yang berada dalam daftar tersebut di antaranya
Presiden Jokowi beserta kedua putranya,
Gibran dan Kaesang. Kemudian ada nama sejumlah menteri seperti Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati, hingga Menteri BUMN Erick Thohir.
Perusahaan keamanan siber Falcon Feeds, lewat akunnya di X, juga mengungkap penjualan data Ditjen Pajak yang bocor berisi informasi pribadi seperti NIK, NPWP, alamat, email, nomor telepon, dan tanggal lahir.
"Seorang anggota forum pembobolan mengklaim telah membocorkan data dari
Direktorat Jenderal Pajak, otoritas pajak resmi Indonesia. Data yang bocor tersebut dilaporkan berisi informasi pribadi seperti nama, NIK (Nomor Induk Kependudukan), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), alamat, email, nomor telepon, dan tanggal lahir. NB: Keaslian klaim ini belum diverifikasi," cuit Falcon Feeds.
2 Miliar SehariSementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyinggung maraknya serangan siber yang terjadi. Menurut laporannya, terjadi serangan siber hingga 2 miliar kali dalam waktu 25 jam.
Hal itu disampaikan Erick saat meresmikan gedung Mandiri Digital Tower di Jakarta Barat. Ia lantas menceritakan pengalaman serangan siber yang terjadi pada gelaran Asian Games 2018 di Palembang.
"Tadi saya lihat di bawah 2 miliar attack dalam waktu 25 jam, dan saya kebetulan waktu di ASEAN Games juga membuat platform yang sama 2018, bagaimana memastikan attack daripada digital ini jangan sampai merusak siaran waktu itu. Terus data pengumpulan medali, dan lain-lainnya dan itu real," kata Erick di Mandiri Digital Tower, Jakarta Barat, Rabu (18/9).
Menurutnya perkembangan digitalisasi yang terjadi dapat memberi dampak positif hingga dampak negatif. Tak jarang perkembangan digitalisasi disalahgunakan hingga menimbulkan kerugian.
Oleh karena itu, Erick menilai digitalisasi memainkan peran yang menyeramkan. Ia lalu mencontohkan ledakan ratusan pager di Lebanon yang merenggut 9 nyawa.
"Dunia memang berubah dan arahnya itu ekstrem, baik kebijakan ekonomi, baik kebijakan juga politik. Digitalisasi memainkan peranan yang menyeramkan. Bisa buat baik, bisa buat untuk kejahatan. Bayangkan bagaimana ratusan pager bisa meledak bersamaan, 9 meninggal, ratusan terluka," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya keamanan siber bagi perusahaan untuk melindungi bisnisnya. Erick yang juga Ketua Umum PSSI sempat menganalogikan keamanan siber dengan sepak bola.
"Jadi memang cybersecurity ini benar-benar harus menjadi perisai utama bila Bank Mandiri mau-maju. Ya, kadang-kadang di sepak bola juga the best winning kadang-kadang harus dari the best defense. Percuma kita ngegolin 3 tapi kebobolan 4 gitu kan. Ini bukan pembelaan diri ya, karena hasilnya 0-0 sama 1-1 gitu," bebernya.
"Tapi realitas seperti itu, the best defense ya itu harus menjadi sebuah kekuatan dan sebelum kita moving forward, ya gak mungkin kalau kita gak jaga kita punya teritorial," tutupnya. (**)