Medan (SIB)
Puluhan pengungsi Somalia bersama anak-anaknya yang ada di Sumut "menjerit" dan menyampaikan penderitaannya ke DPRD Sumut, Rabu (31/8), karena sudah tidak tahan hidup "terkatung-katung" dan menderita selama 12 tahun di Sumut tanpa jelas status dan pekerjaan.
Dengan mengusung sejumlah poster yang bertuliskan "Imigran Afrika tidak ada hak, tidak ada perawatan medis, tidak ada KTP, tidak ada masa depan, tidak ada pekerjaan dan sudah 12 tahun menderita di Indonesia", berharap kepada pemerintah membantu kepulangan mereka ke negaranya.
Dengan pengeras suara, para pengungsi ini menjerit dan berteriak, agar DPRD Sumut memfasilitasi mereka ke UNHCR dan IOM untuk memulangkan mereka dari Kota Medan, karena sudah cukup lama menderita tanpa jelas status, pendidikan anak-anak mereka, maupun pekerjaan.
"Kami merupakan pengungsi Somalia, datang ke sini untuk meminta bantuan anggota dewan, agar menyampaikan kepada UNHCR dan IOM untuk memindahkan kami ke negara asal atau ke negara ketiga. Kami sudah 12 tahun di sini, anak-anak kami yang dulunya kecil sekarang sudah besar-besar," jerit pengungsi di hadapan anggota DPRD Sumut Gusmiyadi.
Menanggapi tuntutan pengunjuk rasa, Gusmiyadi mengatakan, pihaknya akan menyampaikan tuntutan atau aspirasi para pengungsi Somalia kepada pihak otoritas, guna penyelesaian masalah yang mereka hadapi, karena legislatif juga sangat prihatin atas nasib pengungsi yang hidupnya "terkatung-katung".
"Kami bisa merasakan apa yang bapak ibu rasakan. Tentu yang memiliki kewenangan menyelesaikan persoalan ini adalah pihak-pihak otoritas yaitu UNHCR dan IOM. Apa yang menjadi tuntutan kalian, akan kami sampaikan," katanya sembari menambahkan, semoga perjuangan pengungsi akan terwujud. (A4/f)