Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 22 Juni 2025

Puluhan Ternak Babi Mati Mendadak di Desa Mela 1, Warga Rugi Puluhan Juta Rupiah

Rosianna Anugerah Hutabarat - Rabu, 29 Januari 2025 21:47 WIB
2.202 view
Puluhan Ternak Babi Mati Mendadak di Desa Mela 1, Warga Rugi Puluhan Juta Rupiah
Foto: SNN/Rossy
Seorang peternak babi di Desa Mela 1, Tapian Nauli, Tapteng, menunjukkan kandang babinya yang telah kosong, Rabu (29/1/2025).
Tapteng (harianSIB.com)

Puluhan ternak babi mati mendadak di Desa Mela 1, Kecamatan Tapian Nauli, Tapanuli Tengah (Tapteng). Peristiwa ini telah melanda sejak Desember 2024 lalu, dimulai dari satu ekor babi terjangkit penyakit yang belum diketahui jenisnya hingga menjangkiti ternak lainnya.

Hal itu disampaikan Samurung Manalu, warga Lingkungan III Aek Lobu, Desa Mela 1, yang merupakan seorang peternak babi. Ia mengungkapkan, enam ekor babi miliknya mati mendadak setelah terserang penyakit hingga seluruh ternaknya habis tidak tersisa.

Baca Juga:

Diceritakannya, semua ternak babi yang diternakkan sejak September 2024, mati secara berangsur, namun dalam kurun waktu berdekatan.

"Awalnya itu seekor yang sakit pada awal Desember 2024, tidak mau makan. Lalu, keesokannya ternak lainnya mengalami hal yang sama hingga satu per satu mati," ungkapnya sembari menunjuk ke kandang babi miliknya yang sudah kosong, Rabu (29/1/2025) siang.

Baca Juga:

Padahal, ternak babinya itu akan disembelih pada pesta adat pernikahan anaknya dalam waktu dekat.

Harapannya kini pupus. Tak hanya merugi, kini dirinya kesulitan mencari daging babi karena penyakit ini diduga telah mewabah ke seluruh desanya.

"Kalau kerugian mencapai Rp20 juta. Harus cari babi lainnya, itupun mungkin mahal karena peternak lain mungkin sudah tahu wabah ini," kata Samurung.

Senada dengan yang diungkapkan Samurung, peternak lainnya juga mengungkapkan kesedihannya akibat ternaknya juga telah terjangkit dan mati dengan gejala yang sama.

Mak Dapot boru Hutapea mengatakan, 19 ekor ternaknya "disapu" bersih oleh penyakit tersebut dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar.

"Saya punya anak babi ada 18 ekor, jika dijual per ekornya bisa sekitar Rp700 ribu sampai Rp1 juta. Belum lagi induknya yang mati seberat 80 kilogram, biasanya dijual Rp50 ribu per kilogramnya," jelasnya.

Dikatakannya, tak banyak yang dapat diperbuat untuk menyelamatkan ternaknya akibat minimnya pengetahuan atau sosialisasi dari dinas terkait.

Dikonfirmasi SIB kabar penyakit yang menjangkiti ternak babi tersebut, Kepala Desa Mela 1, Riswan Silaban belum memberikan penegasan. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru