Medan (SIB)
Musim mudik merupakan panen raya bagi para sopir dan pengusaha angkutan. Tetapi kali ini, pemerintah terpaksa melarang mudik guna memutus penularan virus Corona (Covid-19) yang saat ini merebak di seluruh dunia.
Demikian dikatakan Ketua Organda Kota Medan diwakili Sekretaris Jaya Sinaga kepada SIB, Kamis (2/4) menanggapi pelarangan mudik Hari Raya Idulfitri 1441 H tahun 2020.
Dijelaskan, pelarangan untuk mudik Idul Fitri ke kampung halaman pasca Covid-19 itu tujuannya untuk memutus penularan virus tersebut baik melalu darat, laut dan udara. Hal itu diakui berdampak kepada roda perekonomian khususnya angkutan. Namun Organda memaklumi hal tersebut, karena tujuannya untuk kemanusiaan, kepentingan yang lebih banyak yakni keselamatan jiwa seluruh rakyat Indonesia.
“Larangan pemerintah ini kita terima, walau memang dari segi pendapatan kami kecewa dan mengeluh.Sebab di saat kami akan panen raya (penumpang melimpah), ada larangan mudik. Walau begitu demi keselamatan banyak jiwa kami memaklumi larangan ini digulirkan,†ujarnya.
Organda Medan berharap kepada Pemda, Pemprov dan Kemenhub agar memerhatikan keberlangsungan hidup para sopir dan pengusaha angkutan pasca pelarangan mudik Hari Raya Idulfitri 2020, khususnya bus (Angkutan Kota Antar Provinsi) dan AKDP (Angkutan Kota Dalam Provinsi).
“Untuk para sopir bus AKAP/AKDP agar diberikan bantuan langsung tunai (BLT) sehingga mereka tetap bisa menghidupi keluarganya pasa pandemi Covid-19 walau penumpang sepi,†harapnya.
Sementara Dishub Sumut melalui Kabid Angkutan Darat Darwin Purba MT mengatakan, larangan mudik Idul Fitri di Sumut belum ada. Larangan ini masih berlaku di Jakarta yang penduduknya lebih banyak.
“Untuk mudik Lebaran di Sumut, kita masih menunggu instruksi Gubernur Sumut, apa diperbolehkan mudik atau tidak. Gubernur pasti tahu apa yang diperbuatnya untuk keselamatan masyarakat Sumut pasca merebaknya Covid-19 ini,†tutupnya. (M12/c)
