Kamis, 01 Mei 2025
PGI-W Sumut Gelar Diskusi Panel

Tren Anak Sekarang, Kalau Bolos Sekolah Harus Buat Kekerasan Biar Dibilang Keren

* Jonius Taripar Hutabarat: Hulunya Perlu Ditelusuri
Redaksi - Jumat, 25 Agustus 2023 16:05 WIB
288 view
Tren Anak Sekarang, Kalau Bolos Sekolah Harus Buat Kekerasan Biar Dibilang Keren
(Foto: SIB/Horas Pasaribu)
FOTO BERSAMA: Sekum PGI W Sumut Pdt Dr Eben Siagian, Bendahara Umum Sahata Marnix Hutabarat, para pembicara dan seluruh peserta
Medan (SIB)
Persekutuan gereja-gereja di Indonesia Wilayah Sumatera Utara (PGI-W Sumut) menggelar diskusi panel di Kantor PGI-W Sumut Jalan Slamat Ketaren, Desa Medan Estate, Kecamatan Percutseituan, Kabupaten Deliserdang, Kamis (24/8). Diskusi ini berjudul “Keamanan dan Kenyamanan Masyarakat Sumut, Tanggungjawab Siapa?”.
Kegiatan dibuka Sahata Marnix Hutabarat (Bendahara Umum PGI-W Sumut) dan ditutup Pdt Dr Eben Siagian (Sekum PGI-W Sumut). Pembawa acara Pdt Ahmad Pinem (Wasekum PGI-W Sumut), pembicara dalam diskusi ini terdiri dari Kombes Pol Mohammad Muslim Siregar S.IK (Dir Binmas Polda Sumut), Kolonel TNI (Inf) Takas Gultom dari Kodam I BB, Aglamau Dudi Alexander SH mewakili Kesbangpol Linmas Pemprov Sumut dan Dr Jonius Taripar Hutabarat MSi (anggota DPRD Sumut).
Jonius Taripar Hutabarat mengatakan, keamanan warga negara diberikan oleh negara. Kepolisian, TNI, Pemda, Pemprov maupun pemerintah pusat punya tugas masing-masing untuk memberi keamanan dan kenyamanan masyarakat. Polisi kata Hutabarat sudah melaksanakan tugasnya seperti pengaturan, penjagaan, pengawasan dan patroli untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kejahatan.
“Tapi mampukan polisi hadir di tengah-tengah masyarakat dengan keterbatasan yang ada? Jadi tidak bisa kita serahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Begitu juga gubernur, bupati, wali kota, lurah dan kepala desa sudah melakukan kebijakan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat. Membuat Siskamling saja sudah termasuk kebijakan preventif,” kata pria yang akrab disapa JTP ini.
Mantan Kapolres Taput ini mengungkapkan, kejahatan begal yang dilakukan anak-anak remaja sekarang ini jangan dilihat di hilir saja, hulunya harus diketahui. Artinya, jangan pelaku kejahatannya saja perlu diketahui, tapi tapi apa jadi penyebab mereka nekat jadi orang jahat perlu dipelajari.
Berbicara rasa aman, Wali Kota Medan Bobby Nasuion sudah sempat mempertanyakan kepada Kapolrestabes tentang maraknya begal di Medan. Ini membuktikan pemerintah peduli terhadap keamanan dan kenyamanan warganya. Masyarakat juga harus proaktif meningkatkan Siskamling. Namun semua kejahatan harus dilihat ke hulunya yang ternyata banyak aspek mempengaruhi seseorang berbuat jahat.
“Apa aspeknya? ada kejahatan baru, ada narkoba, ada tren anak muda sekarang. Kalau anak remaja zaman dahulu bolos sekolah supaya bisa merokok sudah dianggap sebagai anak nakal. Ternyata sekarang sudah beda, kalau bolos harus terlibat kekerasan, harus punya barulah keren. Ini kan tren yang baru, apakah akibat perkembangan teknologi, kita pun tidak tahu,” terang Jonius.
Namun kata dia, ini harus diantisipasi, polisi perlu mengambil tindakan tapi tidak seperti pemadam kebakaran. Perlu dilihat apa indikatornya, untuk itu perlu peran pemerintah, kelompok-kelompok masyarakat, organisasi kepemudaan, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Semua orang bisa belajar dan menimba ilmu, tapi ilmu saja tidak cukup, etika mesti dimiliki orang sejak usia dini.
Kombes Pol Mohammad Muslim Siregar mengatakan, Kapolda Sumut yang baru Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi sudah melaunching mobil patroli dengan dilengkapi alat alat canggih. Bisa terkoneksi dengan center-center yang ada, bisa mendeteksi keramaian. Menurut dia, kejahatan dengan kekerasan (Curas) sudah turun, pengungkapan kejahatan meningkat jauh, para pelaku kejahatan sudah banyak tertangkap sehingga aksi kejahatan berkurang di Sumut.
“Kapolda Sumut memerintahkan seluruh Kapolres untuk turun ke lapangan, jangan di kantor saja, minimal beberapa jam. Kondisi yang sekarang sudah cenderung kondusif, masyarakatlah yang bisa merasakannya. Mari kita antisipasi agar anak-anak jangan sampai jadi korban kejahatan atau jadi pelaku kejahatan, mari kita bentengi diri lewat peran orangtua,” paparnya. (A5/a)

Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru