Rabu, 30 April 2025

Alasan Gerbong KA Tak Bisa Melintas Terowongan Silo di Jember, Penjelasan Daop 9

Robert Banjarnahor - Minggu, 12 Januari 2025 09:21 WIB
407 view
Alasan Gerbong KA Tak Bisa Melintas Terowongan Silo di Jember, Penjelasan Daop 9
Foto: Tangkapan layar
Gerbong kereta yang mepet dengan terowongan di Silo Jember
Jember (harianSIB.com)
Rangkaian gerbong kereta api mengalami kendala saat melintas di sebuah terowongan di Silo, Jember. Gerbong kereta terlalu dekat dengan dinding terowongan sehingga perjalanan tidak dapat dilanjutkan.

Peristiwa ini viral di media sosial. Dalam video berdurasi 2 menit 33 detik, terlihat kereta berhenti setelah memasuki terowongan. Bodi kereta yang sangat rapat dengan tembok terowongan menyebabkan gerbong harus bergerak sangat pelan.

Dari video tersebut, tampak ukuran gerbong nyaris sebesar terowongan. Kondisi terowongan yang memiliki tikungan semakin menyulitkan gerbong untuk melintas.

Baca Juga:

Menanggapi kejadian itu, Manager Hukum dan Humasda KAI Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, mengungkapkan bahwa insiden tersebut terjadi pada Selasa (7/1), dikutip dari detikjatim.

Kereta api yang digunakan dalam peristiwa itu merupakan jenis Stainless Steel New Generation (SSNG).

Baca Juga:

Cahyo mengakui bahwa uji coba kereta tersebut mengalami kendala. "Kami menyampaikan bahwa pihak KAI sedang melakukan uji coba terkait kereta api baru di wilayah Daop 9. Kereta yang terlihat dalam video adalah jenis SSNG," jelasnya pada Jumat (10/1/2025).

Ia menambahkan bahwa uji coba terpaksa dihentikan karena bodi kereta terlalu dekat dengan dinding terowongan.

Maksud dari uji coba tersebut, kata Cahyo, untuk memastikan aspek keselamatan KA. Menurutnya kereta bisa masuk tapi bodi terlalu mepet. Kini pihak KAI masih melakukan kajian ulang dan evaluasi terkait jenis kereta yang baru ini.

"Uji coba tersebut dimaksud untuk memastikan aspek keselamatan perjalanan kereta api," ujarnya.

"Kereta bisa masuk tapi terlalu mepet, saat ini masih dilakukan kajian ulang dan evaluasi," pungkasnya.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru