Sabtu, 02 November 2024

Geser Afghanistan, Myanmar Kini Jadi Produsen Opium Terbesar Dunia

Redaksi - Rabu, 13 Desember 2023 09:32 WIB
229 view
Geser Afghanistan, Myanmar Kini Jadi Produsen Opium Terbesar Dunia
Foto: NOOR MOHAMMAD / AFP
Petani memanen getah opium di distrik Gereshk, provinsi Helmand, Afghanistan, pada 13 April 2019.
Naypyitaw (SIB)
Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut Myanmar sebagai produsen opium terbesar di dunia untuk tahun 2023.
Myanmar menggeser Afghanistan, yang kehilangan posisi itu setelah Taliban yang berkuasa menindak tegas praktik perdagangan opium di negara tersebut.
Seperti dilansir AFP, Selasa (12/12), laporan terbaru Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan Narkoba (UNODC) yang dirilis pada Selasa (12/12) menyebut Myanmar telah memproduksi sekira 1.080 metrik ton opium -- yang penting untuk memproduksi heroin -- pada tahun ini.
Angka itu tercatat di Myanmar, menurut laporan UNODC, setelah produksi opium di Afghanistan merosot sekira 95 persen menjadi sekira 330 toon, menyusul larangan yang diterapkan Taliban terhadap penanaman opium pada April tahun lalu.
Wilayah perbatasan antara Myanmar, Laos dan Thailand yang disebut “Segitiga Emas” telah sejak lama menjadi sarang produksi dan perdagangan obat-obatan terlarang, terutama metamfetamin dan opium.
Disebutkan oleh UNODC dalam laporannya bahwa perkiraan total nilai ekonomi opiate Myanmar meningkat antara US$ 1 miliar hingga US$ 2,4 miliar -- setara dengan 1,5 persen hingga 4,1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut pada tahun 2022 lalu. Tahun lalu, menurut laporan UNODC, diperkirakan sekira 790 metrik ton opium diproduksi di Myanmar.
Perekonomian legal Myanmar telah hancur akibat konflik dan ketidakstabilan sejak militer melakukan kudeta tahun 2021 lalu, sehingga mendorong banyak petani setempat untuk menanam opium.
Laporan UNODC menyebut bahwa akses yang buruk terhadap pasar dan infrastruktur negara, juga inflasi yang merajalela, tampaknya memainkan peran penting dalam keputusan para petani pada akhir tahun 2022 untuk menanam lebih banyak opium. Perkiraan produksi opium pada tahun 2022-2023 di Myanmar berada pada level tertinggi selama lebih dari 20 tahun terakhir.
UNODC dalam laporannya juga menyebut bahwa budidaya opium di Myanmar menjadi lebih canggih, dengan peningkatan investasi dan praktik yang lebih baik -- termasuk peningkatan irigasi dan kemungkinan penggunaan pupuk -- yang mendorong hasil panen.
Afghanistan yang ditetapkan sebagai produsen opium terbesar dunia selama beberapa tahun, mengalami keruntuhan budidaya setelah Taliban yang berkuasa di negara itu bersumpah mengakhiri produksi obat-obatan terlarang.
Tanaman opium disebut menyumbang hampir sepertiga dari total produksi pertanian negara tersebut berdasarkan nilai tahun lalu. Namun area yang digunakan untuk tanaman opium menyusut dari 233.000 hektare pada akhir tahun 2022, menjadi hanya 10,800 hektare pada tahun 2023. (**)



SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru