Senin, 07 Oktober 2024

Polres Simalungun Bantah 6 Masyarakat Adat di Simalungun Diculik

Wilfred Manullang - Selasa, 23 Juli 2024 12:38 WIB
420 view
Polres Simalungun Bantah 6 Masyarakat Adat di Simalungun Diculik
Foto: Dok. Polres Simalungun
Polres Simalungun saat merilis kasus penangkapan masyarakat adat

Mantan Kapolsek Kualuh Hulu itu menjelaskan bahwa salah satu kasus pengeroyokan itu tejadi di Camp RND PT TPL Sektor Aek Nauli, Nagori Sihaporas pada 18 Juli 2022. Adapun yang menjadi korban adalah Rudy Haryanto (53).

"Kronologi kejadian bermula ketika Rudy Panjaitan bersama para saksi hendak menyingkirkan kayu yang menghalangi jalan dengan menggunakan mobil Avanza BK 1412 HN. Namun, tiba-tiba sekelompok orang berjumlah sekitar 100 orang menyerang mereka dengan melempari batu dan membawa kayu yang dililit kawat berduri," ujarnya.

"Akibat serangan tersebut, korban dan saksi-saksi melarikan diri, meninggalkan mobil di lokasi kejadian. Selanjutnya, mobil tersebut dirusak oleh para pelaku dan korban mengalami kerugian sebesar Rp 100 juta serta luka di kepala akibat lemparan batu," sambung Ghulam.

Baca Juga:

Usai diamankan, kata Ghulam, para pelaku dibawa ke Polres Simalungun. Saat, ini pihaknya tengah mendalami kasus tersebut.

"Tersangka saat ini sudah diamankan di kantor Unit I Jatanras Satreskrim Polres Simalungun untuk proses penyidikan dan pengembangan lebih lanjut," pungkasnya.

Baca Juga:

Sebelumnya Ketua Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak, Jhontoni Tarihoran, mengatakan bahwa enam masyarakat adat keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita diculik oleh OTK.

Peristiwa itu, katanya, terjadi di Buntu Pangaturan, Nagori Sihaporas, Kecamatan Pamatang Sidamanik, sekira pukul 03.00 WIB. Saat kejadian, keenam warga itu tengah tertidur.

"Jadi, yang disampaikan dari kampung itu bahwasanya terjadi pukul 03.00 tadi pagi. Dari masyarakat adat keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita," kata Jhontoni saat dikonfirmasi detikSumut, Senin (22/7/2024).

Jhontoni menyebut ada sekitar 50-an orang yang membawa paksa keenam warga tersebut. Pada saat kejadian, puluhan orang itu datang dengan mengendarai dua mobil sekuriti dan satu truk colt diesel. Dia menduga puluhan orang tersebut merupakan suruhan PT TPL.

"Kalau informasi yang kami peroleh itu, ada sekitar 50-an orang yang datang ke wilayah itu. Ada dua mobil sekuriti dan truk colt diesel yang biasa juga jadi truk angkutan pekerja TPL. Diduga ini atas permasalahan atau konflik tanah adat mereka dengan TPL," ujarnya.

"Jadi, pada saat masyarakat sudah tidur, didatangi, (masyarakat) terbangun karena ada suara, ternyata ada yang sudah masuk ke rumah itu. Kemudian ada penangkapan, mereka diborgol dan dibawa," sambung Jhontoni.


Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
komentar
beritaTerbaru