Rabu, 30 April 2025

Janji dan Kuasa Allah (Kejadian 9:9-17)

Redaksi - Minggu, 21 Februari 2021 10:25 WIB
1.991 view
Janji dan Kuasa Allah (Kejadian 9:9-17)
Foto Dok/Pdt Kardi Simanjuntak STh MMin
Pdt Kardi Simanjuntak STh MMin

Salah satu sifat Allah yang tidak pernah berubah, Ia setia mengasihi kita. Kasih setiaNya tetap selama-lamanya (Maz. 100:5). Ini sebuah kepastian, tak perlu diragukan lagi. Kepastian yang senantiasa dirasakan setiap orang percaya, sehingga orang percaya tetap tegar, semangat, dan berpengharapan.

Tuhan sendiri yang menjanjikan, sebagaimana dulu janjiNya kepada Nuh, setelah air bah surut. Inilah yang terdengar dari khotbah kita hari ini, seperti sebuah proklamasi tentang kasih Tuhan kepada semua ciptaanNya.

Tuhan mengasihi dunia ini, inilah janji setia dari Allah kita. Kendati pun segala gonta-ganti dan ketidakpastian dalam kehidupan yang serba tak menentu ini, terlebih dunia sedang bersedih atas wabah pandemi Covid-19 yang sangat-sangat menakutkan dan mematikan ini.

Tangan kasih Tuhan tetap memegang dunia ini dengan tanganNya yang mahakuat dan penuh berkat. Keyakinan seperti inilah yang harus kita pegang teguh, kita perlukan dewasa ini. Ternyata Tuhan hadir dalam setiap keadaan dan situasi yang kita alami, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Pesan ini juga Tuhan Yesus sampaikan kepada murid-muridNya dan tentunya kepada kita semua saat ini, kataNya: "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat.28:20).

Sekali lagi, Allah setia pada janjiNya, tak akan mengingkarinya. Di saat dunia ini ditunggang-langgangkan melalui air bah, kasih Tuhan selalu dinyatakan. Untuk itu Allah berjanji, dan dalam perjanjianNya, Allah menjanjikan rahmat dan kasih setia yang tidak berkesudahan, permusuhanNya dengan kita (manusia) telah usai. Orang yang benar yang diselamatkan dalam bahtera, dapat selayaknya hidup, ingin bebas di bawah pelangi kasih Tuhan.

Pelangi sebagai tanda untuk mengingatkan kita bahwa adalah semata-mata karena janji Allah maka bumi ini masih tetap ada. Allah tidak akan menelantarkan manusia, Ia tetap menjaga dan memelihara. Bumi ini tetap terjaga, terpelihara, terlindungi, hidup harmonis bagi seluruh ciptaan, semuanya indah dan teratur, keteraturan yang dirancang dan didesain oleh Allah sendiri.

Pelangi adalah sebuah tanda yang berwarna-warni, yang memancarkan warna yang indah, mempesona, sehingga bumi pun tenang, aman dan damai. Hidup yang teratur, rapi, tertib, adalah di bawah kehendak dan pemerintahanNya. Jika demikian Tuhan sudah perbuat bagi kita, sudah sepatutnyalah kita sebagai umat yang percaya untuk memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga ketertiban, keteraturan, keharmonisan bagi seluruh ciptaan Tuhan. Manusia yang kepadanya diberi mandat untuk mengelola apa yang ada di bumi ini, harus menjaga dan merawatnya, bukan malah merusak, mengeksploitasi.

Sifat manusia yang tamak dan serakah merusak dan menghancurkan keindahan ciptaan Tuhan, akan tetapi sifat kasih dan kepedulian, serta komitmen yang kuat untuk memperbaiki yang rusak itu, akan memulihkan kembali keindahan bumi ini.

Perjanjian Allah bersifat universal, bukan hanya mengenai hubungan Allah dengan satu umat, tetapi antara Allah dengan bumi. Allah meneguhkan tata tertib alam, dan janjiNya tidak akan membinasakan dunia lagi sebelum akhir zaman. Dan kemudian kasih Allah yang begitu besar akan dunia ini diperbaharui melalui kasihNya, yakni dengan mengutus putraNya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus sang Juru Selamat dunia (lih. Yoh 3:16). Allah bukan hanya menjanjikan hidup damai di dunia ini, tetapi juga kehidupan kekal di sorga. Dengan janji yang begitu indah dan manis ini, membuat hati kita tenang, lega, damai, dan penuh harapan menyambut anugerah dan berkat Tuhan yang begitu besar.

Namun dalam kenyataannya, masih banyak orang yang fatalis, disebabkan banyak faktor, seperti: terjadinya musibah tanah longsor, banjir bandang, gempa bumi, kerusakan lingkungan hidup yang semakin parah, ditambah lagi dengan beban yang sangat besar wabah pandemi Covid-19 yang semakin naik.

Dalam keadaan seperti ini, mari kita saling menguatkan, saling menolong, saling menopang, satu dengan yang lain. Sambil menyampaikan kabar baik, kabar sukacita bagi dunia ini, bahwa pelangi kasih Tuhan jauh melebihi dari segala kuasa yang membuat hati kita sedih dan terbeban, dan janji setiaNya yang penuh kasih itu membersitkan pengharapan, sehingga kita dapat berdiri teguh, kuat, serta bertenaga.

Akhirnya saya mengajak saudara-saudara, berjalan dan bekerjalah dengan sukacita, penuh harapan menyambut anugerah dan janji yang manis dari Tuhan, serta dengan mengandalkan kuasaNya, maka jiwa kita tentram, hati pun tenang dan damai.
Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati. Horas. (d)

Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru