Medan (SIB)
Anggota DPRD Sumut Viktor Silaen SE MM menegaskan, pelayanan PDAM Tirtanadi terhadap pelanggan sangat amburadul.
Terbukti sudah tiga bulan (Agustus - Oktober) air PDAM Tirtanadi mati, sehingga warga Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan resah dan kecewa berat.
"Bisa dibayangkan, selama tiga bulan ini warga Kelurahan Kemenangan Tani sangat menderita karena tidak ada air mengalir ke rumah mereka. Sehingga untuk mencuci, masak dan mandi terpaksa membeli air isi ulang atau numpang mandi ke tetangga yang memiliki sumur," kata Viktor Silaen kepada wartawan, Kamis (27/10) di Medan.
Hal itu disampaikan politisi Partai Golkar ini menanggapi pengaduan warga Jalan Bunga Ncole Kelurahan Kemenangan Tani ke gedung dewan, karena sudah tiga bulan air PDAM Tirtanadi tidak lancar mengalir ke wilayah tersebut.
Menurut pengaduan warga, tambah anggota dewan Dapil wilayah Tapanuli ini, warga sudah berulang-kali mengadukan masalah ini ke PDAM Tirtanadi Cabang Padangbulan Medan, tapi tetap tidak ada kemajuan atau air tetap tidak lancar, sehingga warga benar-benar kecewa berat.
"Bagaimana bisa terealisasi visi misi "Sumut Bermartabat" jika kebutuhan air mandi masyarakat saja tidak terpenuhi. Ini benar-benar mengecewakan masyarakat, jangan gara-gara pelayanan air kacau-balau, nama Pemprov Sumut jadi jelek di mata masyarakat," tandas Viktor Silaen.
Ditambahkan anggota Komisi D ini, jika alasan kebutuhan air saat ini tidak mencukupi, bisa dibagi atau dilakukan bergiliran penyaluran air antara daerah satu dengan daerah lain secara merata.
Misalnya daerah yang satu pagi hingga siang dan daerah lainnya siang hingga sorenya. Jangan melulu di suatu daerah tertentu saja dimatikan.
"Pelayanan PDAM Tirtanadi ini perlu menjadi perhatian serius Pak Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Jika ada pejabat PDAM Tirtanadi mulai dari paling tinggi hingga ke cabang, tidak mendukung Sumut Bermartabat alias memberikan pelayanan air tidak baik, segera ganti saja, karena masih banyak yang lebih berkualitas," katanya.
Menurut Viktor, ketika pelayanan amburadul ini dipertanyakan ke manajemen PDAM Tirtanadi, selalu memberi alasan, air tidak mencukupi, pipa pecah, sedang dilakukan survey untuk mencari mata air baru atau semacam alasan klise lainnya, sehingga masyarakat sudah apatis.
Sumber Air Drop
Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Dirut PDAM Tirtanadi Medan, Kabir Bedi melalui WhatsApp mengatakan, tiga bulan mati air ke rumah penduduk bukan berarti mati total selama tiga bulan. Tapi dilakukan secara bergilir dengan daerah Simalingkar, sebab debit air drop di Sibolangit.
"Kita tetap berupaya agar kebutuhan air cukup. Sat ini pun petugas kita di Sibolangit terus melakukan survey air di gunung/hutan, karena sumber air yang drop produksinya diakibatkan kurangnya curah hujan di gunung," katanya sembari menambahkan pihaknya juga sedang mengurus pembangunan instalasi baru, guna mencukupi kebutuhan air.
Ketika ditanya apa upaya PDAM Tirtanadi untuk mengatasi keluhan pelanggan atas matinya air ini, sebab masyarakat sudah bosan mendengar alasan pipa pecah, drop air atau adanya gangguan, Kabir Bedi menegaskan, akan tetap berupaya memenuhi kebutuhan air masyarakat.
"Ya, kalau sewaktu pipa pecah, kita sampaikan kondisinya dan saat drop air kita jelaskan drop air. Jadi gangguan dijelaskan sesuai keadaannya, bukan dibuat-buat," katanya sembari menambahkan, untuk giliran air akan diingatkan kepada Bagian Jaringan PDAM Tirtanadi Cabang Padangbulan agar dibuat secara merata.(A4/d)