Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 13 Mei 2025

Autobiografi Pdt Joseph Simorangkir dalam Buku Parsorion ni Sada Ripe Pandita Batak Diluncurkan

Redaksi - Rabu, 25 Januari 2023 17:36 WIB
428 view
Autobiografi Pdt Joseph Simorangkir dalam Buku Parsorion ni Sada Ripe Pandita Batak Diluncurkan
Foto: SIB/Ekoinra Siahaan
PROFIL: Salah seorang cucu yaitu Bernad Simorangkir SE saat membacakan profil Pdt Joseph Simorangkir pada peluncuran dan bedah buku Parsorion ni Sada Pandita Batak di komplek STT HKBP Pematangsiantar, Senin (16/1). <
Pematangsiantar (SIB)
Autobiografi Pdt Joseph Simorangkir (1910-1996) dalam buku "Parsorion ni Sada Ripe Pandita Batak" diluncurkan di Sekolah Tinggi Theologia (STT) HKBP Pematangsiantar, Senin (16/1) lalu.

Dalam perspektif sejarah, akademisi, Jalatua Hasugian dalam peluncuran dan bedah buku autobiografi, Pdt Joseph Simorangkir mengatakan, bahwa autobiografi merupakan cerita yang ditulis berdasarkan pengalaman, riwayat maupun perjalanan hidup seseorang yang dipandang perlu diketahui orang lain.

Lazimnya, kisah yang diceritakan diawali dari kehidupan masa kecil, bersekolah, berkarier sampai saat autobiografi ditulis. Penulis autobiografi juga lebih mengandalkan ingatan, karena yang ditulis adalah pengalaman dirinya sendiri. Oleh karenanya, daya tarik autobiografi terletak pada kenyataan, bahwa karya tersebut merupakan kenang kenangan dari pelakunya sendiri.

Namun demikian, tetap dibutuhkan berbagai sudut pandang lain dengan bantuan dokumen atau arsip, foto maupun catatan-catatan masa lalu, dalam rangka memperkaya khasanah autobiografi sehingga lebih menarik. Selain itu, penulisan autobiografi juga tak bisa lepas dari proses sejarah, terutama sejarah lisan sebagai metode pengumpul informasinya.

Konteks serupa juga terlihat pada autobiografi, Pdt Joseph Simorangkir, Parsorion ni Sada Ripe Pandita Batak, yang menarik dicermati dalam perspektif sejarah. Meskipun autobiografi yang mengisahkan kehidupan sebuah keluarga Pendeta Batak ini tidak langsung menyebutkan menggunakan pendekatan sejarah. Faktanya, autobiografi ini juga banyak menggunakan dokumen atau arsip, foto dan catatan-catatan penulis yang jaraknya berselang cukup lama dengan waktu penulisannya.

Fenomena lainnya yang juga menarik dicermati dalam autobiografi ini, ternyata penulis juga menaruh perhatian dan peka terhadap beragam persoalan yang terjadi di wilayah pelayanannya. Bahkan situasi perpolitikan dan kepemimpinan nasional, hingga kisruh HKBP pun tak luput dari perhatiannya. Fakta fakta yang informatif ini tentu sangat bermanfaat bagi pembaca. Setidaknya bisa mewakili potret realitas kehidupan sosial masyarakat di masa lalu, terutama di wilayah penugasan Pdt Joseph Simorangkir.

Ketua STT HKBP Pematangsiantar, Dr Hulman Sinaga mengatakan, pentingnya membaca buku ini, seperti yang dituliskan oleh penulis bahwa, buku ini ada empat bagian. Pertama, dampak pengaruh para orang tua, kedua, tentang sekolah atau pendidikannya, ketiga, cara kerjanya pada jemaat waktu menjadi guru dan pendeta, keempat sewaktu pensiun.[br]




Hulman menyebut, isi buku tersebut mengajari, menasehati sekaligus menceramahi seluruh pembaca, untuk memahami pemberian Tuhan yang dibutuhkan pelayannya dalam kehidupannya sehari hari. Di masa peceklik, pelayan susah mendapatkan makanan dan tidak mendapatkan bekal, para hamba Tuhan tidak merasa malu. Beraneka raga ditunjukkan Tuhan kepada pelayanannya.

Setelah diuraikan segenap kebaikan yang kita baca dari buku yang ditulis Pdt Simorangkir, muncul pertanyaan dalam hati kita masing masing, darimana kah kekuatan Pendeta Simorangkir sehingga bisa teguh memantapkan diri kepada Tuhan.

Kata sambutan pada peluncuran dan bedah buku Parsorion ni Sada Pandita Batak, juga disampaikan oleh keluarga Pdt Joseph Simorangkir melalui Kol Pol (Purn) dr Binsar Simorangkir SpOG, Pdt Dr JR Hutauruk, mewakili undangan, Drs Oloan Simanjuntak SE, mewakili STT HKBP Pematangsiantar, Wakil Ketua I STT HKBP Pdt Dr Dewi Sri Sinaga, dilanjutkan pembacaan profil Pdt Joseph Simorangkir oleh cucunya, Bernad Simorangkir SE, pemandu acara, Pdt Sahat Siburian MSi. (D8/d)






Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru