Simalungun (SIB)
Keluarga Besar Polres Simalungun menggelar doa bersama untuk 'aremania' dan sepakbola Indonesia di Gereja Oikumene Aspol Polres Simalungun, Rabu (5/10).
Selain doa bersama, salat gaib untuk para korban tragedi Kanjuruhan juga digelar di Masjid Al Mu’ Minun Aspol Polres Simalungun.
Acara yang dihadiri personel dan masyarakat itu diawali sholat dzuhur berjemaah, dilanjutkan dengan salat gaib dan disusul doa bersama sebagai ungkapan duka cita atas peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.
Wakapolres Simalungun, Kompol Efianto pun turut bersama memanjatkan doa sekaligus ucapan duka atas peristiwa di Stadion Kanjuruhan Malang dan membacakan Alfatiha bagi para korban yang meninggal dunia pada tragedi 1 Oktober 2022 malam.
“Kita sudah mendoakan tadi dari mulai salat gaib. Seluruh rakyat di Sumut tentu prihatin dengan kejadian ini. Kita mengucapkan belasungkawa kepada saudara-saudara kita yang saat ini mengalami musibah. Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosa semua yang saat ini menjadi korban,” ujar Wakapolres.[br]
Menurutnya, peristiwa tersebut menjadi bahan evaluasi yang dapat memperbaiki dunia pesepakbolaan Indonesia. Sebab bagaimanapun, seluruh elemen harus mengerti bagaimana pentingnya menjaga tiga poin utama dalam sepakbola yakni lapangan (stadion), para pemain (klub), dan para suporter (pendukung).
“Jika satu saja tidak ada, berarti tak sempurna itu main sepakbola. Maka kalau ketiganya berada pada posisinya, saya yakin sepakbola ini akan menjadi hiburan rakyat. Tak mungkin juga ini ditiadakan, tetapi harus berkembang, teratur dan profesional.
Sehingga enak ditonton,” sebut Efianto.
Wakapolres berpesan kepada pengurus Federasi Sepakbola Indonesia agar bisa menegakkan statuta organisasi dan aturan FIFA.
Sebab hal itu merupakan petunjuk dan arahan untuk pelaksanaan Liga Indonesia.
"Kita berharap bahwa hal seperti ini tidak pernah terjadi lagi," ucap Wakapolres. (D5/f)