Kamis, 19 September 2024

Pesawat Eva Air Alami Turbulensi, 6 Awak Kabin Terluka

Wilfred Manullang - Selasa, 13 Agustus 2024 13:15 WIB
216 view
Pesawat Eva Air Alami Turbulensi, 6 Awak Kabin Terluka
(Foto: Getty Images/Kristian1108)
Ilustrasi EVA Air
Taipei (harianSIB.com)
Pesawat Eva Air rute Jakarta ke Taipei mengalami turbelensi. Pesawat bernomor penerbangan BR238 mengalami turbelensi saat berada di ketinggian 37.000 kaki, Minggu (11/8).

Enam awak kabin menderia luka-luka. Dikatakan insiden terjadi saat penerbangan berlangsung dua jam, kala awak kabin membagikan makanan untuk penumpang.

"Ini membuat hidangan dan makanan berantakan ke seluruh kabin," kata pembawa acara dalam potongan video lama itu, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (13/8/2024).

Baca Juga:

"Salah satu (awak) mengatakan ia selamat dari menabrak langit kabin. Terima kasih ke salah satu penumpang yang memegangnya," tambahnya.

Beruntung penerbangan tersebut mendarat selamat di Taipe sekitar pukul 9.16 malam waktu setempat. Laman yang sama juga menulis tak ada penumpang yang terluka.

Baca Juga:

Sebelumnya hal sama juga terjadi di Juli. Turbulensi hebat mengganggu penerbangan Air Europa dalam perjalanan dari Madrid, Spanyol, ke Montevideo, Uruguay.

Pesawat Boeing 787-9 Dreamliner yang membawa 525 orang itu pun terpaksa mendarat darurat di Brasil. Sebanyak 40 penumpang dibawa ke rumah sakit akibat lecet dan trauma ringan.

Turbulensi dalam penerbangan juga terjadi pada Qatar Airways, QR017, dari Doha ke Irlandia, 26 Mei lalu. Mengutip AFP, 12 orang terluka yakni enam penumpang dan enam awak pesawat.

Singapore Airlines SQ321 mengalami pendaratan darurat di Bangkok, Thailand, 21 Mei lalu. Bahkan satu orang dilaporkan tewas akibat kejadian tersebut.

Mengutip NBC International, ini mungkin akibat perubahan iklim. Kondisi ini telah menyebabkan kasus turbulensi yang lebih ekstrem terjadi.

Mengutip Presiden Asosiasi Pramugari-CWA, Sara Nelson, turbulensi udara jernih, paling berbahaya bagi penerbangan karena tidak dapat dilihat dan hampir tidak dapat dideteksi dengan teknologi saat ini. Peningkatan turbulensi udara jernih yang paling nyata dalam beberapa dekade terakhir terjadi di wilayah garis lintang tengah, termasuk di Atlantik Utara dan rute penerbangan di AS. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
komentar
beritaTerbaru