Sabtu, 11 Mei 2024 WIB
Lapas Narkotika Kelas IIA PematangSiantar
MKKS SMP Kabupaten Deliserdang

Berawal dari Pos Ronda, Pecatur Muda Ini Bermimpi Menjadi Grand Master Dunia

- Kamis, 01 Maret 2018 17:31 WIB
307 view
Berawal dari Pos Ronda, Pecatur Muda Ini Bermimpi Menjadi Grand Master Dunia
Jakarta (SIB) -Tiga pecatur amatir duduk berdampingan. Mereka menghadapi satu anak berusia 11 tahun. Tapi, yang mereka hadapi bukan bocah sembarangan, melainkan pecatur dengan gelar candidate master.

Dia adalah Aditya Bagus Arfan. Adit, panggilan karibnya, menantang dua pria dewasa dari perusahaan United Tractors dan satu wartawan untuk uji kemampuan catur di kawasan SCBD, Jakarta, Selaa (27/2). Tak sampai 15 menit, Adit berhasil mengalahkan ketiganya.

Kemenangan itu cuma sebagian kecil dari pertunjukan bakat besar Adit. Dia sebelumnya telah meraih prestasi di panggung yang lebih besar.

Aditya menjadi runner-up di Kejuaraan Asian School U-13 di China, tahun lalu. Dia juga pernah menjuarai Penang International Challenger U-10 dan Kejuaraan ASEAN U-10 di Malaysia, pada 2016.

Namun, Aditya mencapai prestasi itu melalui sebuah proses yang tak singkat. Anak pertama dari dua bersaudara itu memulai kariernya sejak usia 4,5 tahun.

Kecintaannya kepada olahraga catur muncul saat melihat warga yang bermain catur di pos ronda. Kakeknya yang sedikit punya kemampuan bermain catur akhirnya diminta untuk mengajarinya dan dia pun langsung ketagihan.

"Pertama kali melihat catur rasanya seperti langsung klik. Soalnya serang menyerang begitu, strateginya juga ada. Meski awal-awal sulit sekali untuk mempelajarinya," cerita Aditya.

Seiring berjalannya waktu, Aditya banyak belajar dari berbagai sumber. Tidak hanya dari buku, dia juga kerap otak-atik permainan catur di komputer dan menyaksikan turnamen catur di YouTube.

Ayahnya, Eka Prasaja, yang melihat keseriusan anaknya, membawa sang putra ke sekolah catur Utut Adianto di Bekasi. Di sana Adit kemudian berlatih hingga usia 10 tahun. Dia juga mengikuti sejumlah turnamen catur dari level bawah sampai tingkat nasional.

"Awal-awal saya kalahan terus. Tapi kemudian saya belajar terus sampai akhirnya bisa mememangi beberapa turnamen," katanya.

Aditya mengatakan, turnamen yang paling berkesan baginya adalah saat tampil di Olimpiade Children of Asia kelompok usia 16 tahun 2016. Kala itu, dia menjadi atlet termuda di usia 9 tahun.

"Di sana saya kalah terus tapi saya senang karena dapat ilmu dan pengalaman. Selain itu, ayah juga bilang jika saya harus terus semangat walau kalah," ungkap dia.
Seiring kemampuannya bermain catur, Aditya akhirnya berhasil meraih kesuksesan. Dia menjuarai Kejuaraan Nasional U-9 pada 2013, kemudian dua tahun berikutnya menjuarai Kejurnas U-11. Begitu pada 2016, dia menjuarai festival catur pelajar U-11.

Selain level nasional, pada ajang Penang International Challenger U-10 2016 di Malaysia, pria kelahiran Bekasi, 31 Oktober 2006, juga berhasil menjadi juara pertama. Dan masih banyak sederet prestasi lainnya yang Aditya catat.

Namun sederet prestasi itu tak membuat Aditya lekas puas. Dia berambisi untuk meraih gelar grand master pada 2025.

Tahun ini saja dia berharap bisa menjuarai World School Chess Championship di Durres, Albania, pada 20-29 April 2018.

"Targetnya ingin juara di April nanti, selain itu ingin menjadi grand master. Saat ini persiapannya belajar dan melihat video permainan pecatur dunia," dia mengungkapkan.

Mimpi Aditya semakin terbuka untuk menjadi grand master setelah mendapat sponsor dari perusahaan alat berat Indonesia, PT United Tractors Tbk.

Bersama pecatur muda lainnya, Novendra Priasmono (18 tahun), Aditya mendapat dukungan melalui program Inspiring Youth. Dukungan UT berupa biaya untuk mengikuti turnamen-turnamen catur. Tidak hanya biaya transportasi, dia juga memperoleh biaya training dan pendidikan.

Apa yang ditdapat Aditya ini memang tak lepas dari dukungan keluarganya, terutama ayahnya. Selama ini ayahnya-lah yang kerap menemani dia selama turnamen dan menyemangati Aditya tatkala mengalami kekalahan.

"Saya secara pribadi karena melihat ada passion dari anaknya maka orang tua hanya mendukung saja. Ya semoga ini jalannya dia dan kami mendukung," kata Eka, ayah Adit. (detiksport/h)

SHARE:
Tags
beritaTerkait
Forum Keberagamaan Nusantara Diluncurkan dI Sumut
KPU Tanjungbalai Gelar Wawancara Calon Anggota PPK
Kapolsek Limapuluh Cooling Sistem kepada Tokoh Masyarakat
DPRD SU Ingatkan PTN di Sumut Jangan Sembarangan Naikkan Uang Kuliah Tunggal
Menjaring Ikan, Gunawan Simanjuntak Diterkam Buaya di Kualuh Hilir Labura
Perumda Tirtadeli Tingkatkan Layanan Air Minum, akan Bangun SPAM Baru di 3 Kecamatan
komentar
beritaTerbaru