Kamis, 02 Mei 2024

GAPKI-KADIN Sebut Petani di Sumut Terbantu Oleh Kenaikan Harga Sawit Selama Masa Pandemi Covid-19

Redaksi - Rabu, 20 Januari 2021 10:18 WIB
308 view
GAPKI-KADIN Sebut Petani di Sumut Terbantu Oleh Kenaikan Harga Sawit Selama Masa Pandemi Covid-19
Internet
Ilustrasi
Medan (SIB)
Kenaikan harga tandan buah segar (TBS) sawit sejak November tahun lalu ternyata dipicu aspek siklus trek selama musim panen, bukan karena adanya peningkatan supply and demand di masa pandemi Covid-19.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Doddy Thaher SE MBA dan Sekretaris Gabungan Perusahaan Kelapasawit Indonesia (Gapki) Provinsi Sumut, Timbas Prasad Ginting, secara terpisah menyebutkan kenaikan harga sawit belakangan ini memang terjadi merata di sejumlah daerah sentra perkebunan sawit di Indonesia.

"Sejak pertengahan Oktober tahun lalu harga sawit di tingkat petani Sumut memang mengalami peningkatan ke kisaran angka Rp 2.300 hingga Rp 2.700 per kilogram dari harga semula yang rata-rata di bawah Rp 2.000 per kilogram. Kita sebenarnya berharap harga sawit ini terus membaik di masa-masa mendatang, tidak hanya saat ini saja," ujar Timbas kepada SIB, Sabtu (16/1).

Dia menjelaskan, sejak November 2020, harga sawit di provinsi sentra sawit di Pulau Sumatera seperti Riau, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan juga menguat.

Kondisi yang sama juga dirasakan petani sawit di Sumut. Harga TBS yang ditetapkan pada pekan II-November 2020 rata-rata Rp 2.300 per kilogram. Sementara, harga minyak sawit mentah (CPO) dan Kernel masing-masing Rp 9.600 per kilogram dan Rp 5.200 per kilogram.

"Kenaikan harga sawit ini sangat mendorong petani untuk menikmati keuntungan dan hasil yang cukup. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga untuk persediaan modal atau biaya perawatan lahan sawit yang dikelolanya," ujar Timbas optimis.

Hal senada disebutkan Doddy Thaher. Kenaikan harga sawit TBS saat ini katanya dipicu kenaikan harga dari beberapa perusahaan pemasok yang bermitra dengan petani, terlebih di musim trek yang sedang terjadi saat ini.

"Kondisi, di tengah masifnya pandemi Covid-19 di Indonesia, harga TBS di Sumatera Utara dan Sumatera Selatan saat ini memang tercatat paling tinggi di Indonesia. Tapi kenaikan harga ini sebenarnya dipicu faktor trek sebagai siklus rutin musim produksi sawit berdasarkan musimnya, siklus ini memang membuat harga sawit melonjak karena turunnya volume produksi. Nanti, mulai Maret 2022 produksi kembali normal sehingga harga sawit bisa balik turun," ujar Doddy Thaher.

Doddy menambahkan, kenaikan harga itu juga sangat dipengaruhi oleh pergerakan harga CPO di pasar global di masa musim trek sawit tersebut. Selain itu, secara eksternal, penurunan produksi juga diakibatkan perubahan cuaca di akhir tahun, sehingga menjadi faktor sentimen yang mengangkat harga sawit TBS saat ini. (M04/f)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Sumber
: Hariansib edisi cetak
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Ketua Hanura Safari Politik ke PKS Sumut Bangun "Koalisi Mesra" di Pilgub Sumut dan Bupati/Wali Kota
Kanwil Kemenkumham Sumut Prioritaskan Kualitas Pelayanan
Disperindag ESDM Sumut Dorong Industri Hijau di Sumut
PPK BBPJN Sumut Akui Tanah Proyek Gerus Badan Jalan
Peringatan Hardiknas di Medan, Sejumlah Kepala SMA dan SMK akan Dievaluasi
Barry Simorangkir Hadiri Undangan DPP PKB Pembekalan Balon Kepala Daerah Sumut
komentar
beritaTerbaru