Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Kamis, 22 Mei 2025
Pemilu 2024, Jangan Asal Komentar di Media Sosial

Bawaslu: “Jempolmu Harimaumu”

* Mahfud Ajak Pemilih Muda Tidak Golput
Redaksi - Jumat, 08 Desember 2023 09:24 WIB
236 view
Bawaslu: “Jempolmu Harimaumu”
(Andhika Prasetia/detikcom)
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja 
Jakarta (SIB)
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mewanti-wanti para pemilih di Pemilu 2024 untuk menggunakan media sosial dengan bijak. Bagja mengingatkan masyarakat untuk tidak asal berkomentar di media sosial.
"Dulu mungkin ada peribahasa, 'mulutmu harimaumu', sekarang beda, 'jempolmu harimaumu', hati-hati," kata Bagja dalam acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih di Kasablanka Hall, Jakarta Selatan, Kamis (7/12).
Dia juga mengatakan, saat ini media sosial dapat digunakan untuk melihat-lihat para calon yang akan dipilih. Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati menyebar informasi dan berkomentar.
"Dulu teman-teman kalau Facebook kan suka stalking-stalking, hati-hati. Kemudian suka komen like and share, jari juga, teman-teman bisa melihat komennya hati-hati, tidak boleh aneh-aneh, di sinilah cerdas memilih untuk teman-teman melihat para calon yang akan dipilih," ujarnya.
Bagja pun menyampaikan terima kasih kepada detikcom yang telah menyelenggarakan acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih. Dia pun mengatakan para pemilih dapat mengecek berita-berita hoaks di layanan yang telah disediakan oleh Bawaslu dan sejumlah pihak terkait.
"Kami berterima kasih kepada detikcom yang disponsori dan didukung oleh teman-teman Kominfo yang melakukan gerakan Cerdas Memilih," paparnya.
"Kemudian, teman-teman Dewan Pers, Komisi Penyiaran, Bawaslu, KPU, dan teman-teman NGO itu sudah ada namanya ngecek berita-berita bohong dan palsu, siapkan kemudian ada platform untuk teman-teman bisa ikuti," sambung dia.
Acara #DemiIndonesia Cerdas Memilih didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, detikpemilu.


Tak golput
Sementara itu, dilaporkan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengajak pemilih muda menggunakan hak pilih dengan baik dan tidak menjadi kelompok golongan putih (golput) agar bisa ikut menentukan warna kepemimpinan negara periode 2024-2029.
"Jangan sampai golput dengan alasan tidak ada yang bagus calonnya. Jangan sampai bersikap seperti itu," kata Mahfud saat menyampaikan sambutan dalam diskusi publik secara daring seperti dipantau dari Jakarta, Kamis (7/12).
Mahfud menegaskan bahwa seluruh calon peserta Pemilu 2024, baik pilpres maupun pileg, telah diseleksi melalui berbagai tahapan yang diatur oleh peraturan perundang-undangan. Dia pun mempersilakan anak muda memilih calon pemimpin yang tersedia.
Mahfud mengingatkan bahwa ada kerugian yang akan didapatkan masyarakat jika tidak menggunakan hak pilihnya.
Dia mengatakan pemimpin tetap harus lahir melalui mekanisme pemilu meskipun hanya sedikit masyarakat yang memilih; sementara pemilih golput juga tetap terikat pada keputusan pemimpin terpilih pada pemilu.
"Golput itu rugi bagi pelakunya, karena satu suara akan sangat besar manfaatnya untuk masa depan bangsa dan negara," jelas Mahfud.
Dia juga mengingatkan bahwa jumlah pemilih pada Pemilu 2024 didominasi kalangan generasi muda, terutama generasi milenial dan generasi Z.
Jika dirinci, pemilih berusia 17-30 tahun sebesar 31,29 persen dan pemilih berusia 31-40 tahun sebesar 20,7 persen. Dengan demikian, generasi muda memegang peran penting dalam menentukan arah kepemimpinan negara.
"Saudara-Saudara akan ikut menentukan dan kalau tidak ikut menentukan, maka menjadi terikat dengan hasil keputusan atau hasil pilihan mereka yang menentukan," jelas Mahfud.
Dalam rangka menyukseskan penyelenggaraan Pemilu 2024, Mahfud juga mengingatkan peran penting yang diemban mahasiswa sebagai generasi muda terdidik dan perguruan tinggi sebagai lembaga independen yang bebas dari kepentingan politik.
Dia pun meminta seluruh civitas academica mengambil peran aktif di dalam Pemilu 2024.
"Mahasiswa sebagai pemilik potensial harus mampu menjadi agent of change, agar para generasi muda tidak mudah terpengaruh dengan berita bohong yang berseliweran di media sosial dan bertujuan untuk merusak semangat persatuan serta menimbulkan rasa ketakutan dan kepanikan di tengah-tengah masyarakat," ujar Mahfud. (**)



Baca Juga:
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru