Jakarta (SIB)
Pernyataan Pendeta Gilbert Lumoindong terkait Brigadir Yosua menuai kontroversi.
Pengurus Pusat Gereja Bethel Indonesia (GBI) memberikan peringatan keras kepada Pendeta Gilbert atas pernyataannya tersebut.
Pendeta Gilbert yang dikonfirmasi, membenarkan adanya surat dari GBI tersebut. Gilbert Lumoindong mengatakan, telah melaksanakan apa yang diperintahkan GBI.
"Iya, betul," ucap Pendeta Gilbert Lumoindong, saat dihubungi, Sabtu (1/10).
Salah satu perintah Pengurus Pusat GBI adalah agar Pendeta Gilbert Lumoindong mencabut pernyataan/tayangannya di YouTube yang menimbulkan kegaduhan. Pendeta Gilbert Lumoindong pun telah melaksanakan hal itu.
"Iya, sudah saya cabut sebelum ada surat peringatan. Justru setelah dicabut baru saya terima suratnya, kemudian saya lapor kepada pimpinan ini sudah saya jalankan," ujarnya.
Dalam surat yang beredar, ada 4 keputusan GBI terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong. Berikut 4 poin surat peringatan GBI kepada Pendeta Gilbert Lumoindong:
1. Memberikan peringatan keras kepada Pendeta Gilbert Lumoindong atas pernyataan dalam tayangan YouTube dan beredar di media sosial sehingga menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat luas, serta dampak yang tidak baik bagi korps pendeta dan nama baik organisasi GBI.
2. Memerintahkan Pendeta Gilbert Lumoindong agar mencabut pernyataan/tayangan yang telah menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat dalam waktu selambat-lambatnya 3x24 jam ke depan, sejak surat peringatan ini dibuat.
3. Memerintahkan Pendeta Gilbert Lumoindong untuk segera meminta maaf secara terbuka sehingga tidak menyebabkan dampak yang lebih buruk lagi.
4. Tidak mengulang tindakan yang sama dengan membuat pernyataan di luar kapasitasnya sebagai seorang pendeta, namun fokuslah memberikan Firman Tuhan/Injil Kristus.
Surat tersebut ditandatangani oleh Ketua Umum Badan Pengurus Pusat GBI, Pendeta Rubin Adi Abraham dan Sekretaris Umum Pendeta Josafat Mesach.[br]
Meminta Maaf
Sebelumnya, Pendeta Gilbert Lumoindong telah meminta maaf atas ucapannya yang terkesan menjustifikasi seolah Brigadir J sebagai pelaku pelecehan di kasus Ferdy Sambo.
Pendeta Gilbert Lumoindong pun akhirnya men-take down video yang memuat pernyataannya tersebut.
"Saya atas nama pribadi menyampaikan maaf sebesar-besarnya untuk keluarga Pak Samuel Hutabarat dan Ibu Rosti Simanjuntak, orang tua Brigadir J, jika ada pernyataan-pernyataan saya yang mengecewakan dan menyakitkan," kata Gilbert dilihat dari akun YouTube pribadinya, Sabtu (1/10).
Gilbert Lumoindong telah menghapus video berisi pernyataannya itu. Ia mendoakan keluarga Brigadir J.
"Videonya saya take down, tetapi saya tetap mendoakan Bapak dan Ibu keluarga seperti selalu saya katakan," katanya.
Gilbert menyatakan tidak bermaksud menyakiti perasaan keluarga Brigadir J. Gilbert menyadari kesalahannya sebagai hamba Tuhan yang tidak luput dari kekurangan.
"Tidak ada maksud saya untuk menyakitkan, tetapi sebagai manusia biasa, hamba Tuhan, pasti tidak lepas dari satu kekurangan," ucapnya.
Ia kemudian meluruskan pernyataannya sebelumnya.
Maksud Gilbert adalah agar kasus pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo diproses seusai prosedur yang ada dengan tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah.
"Saya hanya ingin segala sesuatu berjalan dengan baik. Biarlah tetap asas praduga tak bersalah kita tetap jaga. Kita mendoakan hasil pengadilan yang jujur. Kepada Ibu Rosti, Pak Samuel, dan seluruh keluarga Hutabarat dan Simanjuntak, dengan segala kerendahan hati, izinkan saya sekali lagi mengucapkan maaf dan secara jujur tidak pernah saya memberkati pernikahan itu," tuturnya.
"Kalau ada pernyataan-pernyataan bahwa saya memberkati, itu adalah pernyataan-pernyataan yang buat saya mengandung hoax dan tuduhan yang tidak betul. Saya mulai menjadi hamba Tuhan 35 tahun yang lalu dan tidak pernah saya memberkati pernikahan yang sifatnya tidak benar. Karena itu, komitmen kami, khususnya saya dari GBI ada aturan-aturan untuk memberkati dan juga saya berharap di antara kita saling mendoakan supaya ke depan berjalan dengan baik. Biarlah keadilan sebenar-benarnya diungkap," tambahnya.
Di akhir video, Gilbert kembali menyampaikan permintaan maafnya kepada keluarga Brigadir J.
"Dan sekali lagi, kalau ada hal-hal mengecewakan dari saya, buat seluruh keluarga besar, izinkan saya menyampaikan permohonan maaf saya dengan setulus hati dan kiranya permohonan saya yang tulus dapat diterima. Kiranya Tuhan Yesus menguatkan kita masing-masing dalam rangka kasihnya," tuturnya.
Pernyataan Gilbert Viral
Permintaan maaf Gilbert Lumoindong itu berawal dari pernyataannya dalam sebuah video. Dalam video tersebut, Gilbert menyampaikan pendapatnya terkait kasus pembunuhan Brigadir Yosua oleh Ferdy Sambo.
"Kenapa seorang jenderal bintang dua bertindak kok ceroboh sekali, lalu ada isu-isu ada perselingkuhan yang terbongkar which is makin ke sini makin ke sini makin kelihatan garingnya, makin kelihatan kosongnya, Saudara-Saudara," demikian cuplikan video berisi pernyataan Gilbert yang beredar di media sosial.
Gilbert mengungkapkan soal 'harga diri keluarga' yang kemudian membuat Ferdy Sambo gelap mata.
Gilbert lalu menjelaskan peristiwa di Magelang seperti yang pernah disampaikan versi Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo.
"Betul seperti yang berkali-kali diucapkannya soal harga diri keluarga dan makin ke sini makin terlihat jelas. Sebetulnya ada peristiwa yang terjadi di Magelang, tetapi malu diakui karena ini memang aib yang menakutkan kalau seorang istri jenderal bintang dua diperkosa oleh ajudannya. 'Nggak mungkin, mana mungkin seorang brigadir berani'," katanya.
Gilbert lalu mencontohkan kasus-kasus pemerkosaan yang melibatkan hubungan keluarga terdekat yang sangat mungkin terjadi dan dapat menimpa siapa saja.
"Bicara tentang perkosaan, jangan pernah berkata tidak mungkin, bahkan kalau Saudara ketik saja di Google, anak perkosa ibu kandung juga ada, bapak perkosa anak kandung saja ada," imbuhnya.
Selanjutnya, Gilbert menyampaikan soal dugaan kekerasan seksual yang diakui Putri Candrawathi telah dialaminya sehingga membuat Ferdy Sambo marah dan terjadi penembakan.
"Akhirnya makin terlihat bahwa cerita diceritakannya adalah diduga ada unsur kekerasan seksual atau unsur perkosaan yang tidak berani dinyatakan oleh Ibu (PC), lalu kemudian baru diceritakan ketika di Duren Tiga atau di Saguling dan ketika naik itu diceritakan, lalu mendatangkan amarah dan terjadi sesuatu yang tidak seharusnya terjadi," katanya.
Gilbert juga menyebutkan bahwa maksud Ferdy Sambo menyuruh Bharada E menembak bukan untuk membunuh, tetapi hanya memberikan 'pelajaran'.
"Bharada E diperintahkan untuk menembak, tetapi maksudnya bukan membunuh, tetapi menyadarkan supaya dia mengakui perbuatannya karena tadinya menolak mengakui perbuatannya. Lalu apa yang terjadi? Pembunuhan itu terjadi, ada upaya untuk memanggil ambulans, berharap tidak fatal kejadiannya, tetapi meninggal. kebenaran harus benar dan kesalahan harus salah," tutur Gilbert.[br]
Bantah
Pendeta Gilbert Lumoindong juga meluruskan isu liar soal 'pernikahan siri' Ferdy Sambo yang menyebutkan dirinya memberkati pernikahan tersebut. Pendeta Gilbert menegaskan hal itu tidak benar.
Awalnya, Gilbert Lumindong menjelaskan terkait pernyataannya soal kasus pembunuhan Brigadir J.
Pernyataannya yang menuai kritik itu kemudian memunculkan isu bahwa Pendeta Gilbert Lumoindong memberkati pernikahan siri Ferdy Sambo.
"(Ada yang membuat) sebuah cerita yang agak sedikit aneh bahwa ada pernikahanlah, diberkati sama rohaniawan lah. Ya katanya kan (isu liar yang beredar) Sambo membunuh karena Yoshua menceritakan kepada Ibu Putri bahwa Pak Sambo sudah menikah lagi penikahannya diberkati oleh rohaniawan," ujar Gilbert.
Gilbert tidak mengetahui dari mana sumber informasi liar itu. Namun, hal itu pernah disampaikan oleh pengacara Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.
"Menurut Kamaruddin itu berita dari Pak Kabareskrim, dari Dirpidum dan Direksus, itu sudah dibantah bahwa bukan dari mereka (petinggi Polri). Ya, dibilang (bahwa itu) saya, jadi akhirnya liar," imbuhnya.
"Dengan segala hormat, mari kita melihat ini dengan dua sisi jangan berat sebelah, mari kita hargai pengadilan. Keputusan kan di tangan pengadilan," tambahnya.
Gilbert Lumoindong menegaskan dirinya tidak pernah memberkati pernikahan Ferdy Sambo seperti yang dituduhkan kepadanya.
Gilbert mengungkapkan beberapa alasan untuk membuktikan bahwa tudingan itu tidak benar.
"Yang pertama tidak ada alasan orang Kristen yang selingkuh cari pendeta, karena kita tidak mengenal pernikahan siri.
Karena orang Kristen kalau selingkuh pasti kabur dari pendeta, itu pertama," tuturnya.
Kalaupun benar Ferdy Sambo melakukan pernikahan siri, pasti bukan Gilbert Lumoindong yang dicari.
"Kalaupun ada niat untuk memberkati dia tidak akan cari pendeta yang kenal istri sama anak-anaknya, mungkin ini agak masuk akal, karena saya kenal Ferdy Sambo dan istri dari beliau masih berpangkat Kombes, jadi nggak mungkin cari saya," bebernya.
"Mana mungkin saya yang dicari. Hari ini saja saya membela ibu Putri. Masa saya membela Ibu Putri, saya juga yang memberkati pernikahannya? Ini kan tuduhan yang secara logika saja tidak masuk," katanya.
Sebagai bagian dari GBI, Gilbert menyadari dirinya berisiko dipecat apabila memberkati pernikahan siri.
"Kalau saya melakukannya ya saya dipecat, karena itu melanggar tata gereja dan tata hukum nasional, jadi nggak mungkin saya memberkati," tegasnya. (detikcom/a)