Sabtu, 05 Oktober 2024

Menag: Orang Yang Tidak Mau Ada Yang Berbeda, Dia Kurang Mendalami Agama

Redaksi - Minggu, 11 Agustus 2024 09:04 WIB
292 view
Menag: Orang Yang Tidak Mau Ada Yang Berbeda, Dia Kurang Mendalami Agama
(Foto: Dok/Kemenag)
HADIRI: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri acara Dialog Kebangsaan yang dilaksanakan Gerakan Kristiani Indonesia Raya (Gekira) sebagai bagian Rapat Kerja Nasional (Rakernas), di Jakarta, Sabtu (3/8).
Jakarta (SIB)
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara yang aman dan damai karena dipenuhi dengan toleransi dalam menyikapi perbedaan dan keragaman. Sikap toleransi muncul karena pemahaman yang kuat dari masing-masing pemeluk agama atas keyakinannya masing-masing.


Hal ini disampaikan Menag Yaqut usai berbicara dalam Dialog Kebangsaan dan Rapat Kerja Nasional Gekira di Jakarta, hari Sabtu (3/8). Menurut Menag, orang yang memahami agama, akan semakin toleran terhadap perbedaan, termasuk dalam menyikapi masalah pendirian rumah ibadah. Sebab, keragaman dan perbedaan itu adalah keniscayaan.


"Jadi orang yang ribut itu, orang-orang yang tidak mau ada orang yang berbeda itu, artinya dia kurang mendalami agama yang mereka yakini, bukan sebaliknya," kata Gus Men, panggilan akrabnya. "Kalau orang masih ribut-ribut, ada orang bikin gereja ditolak, itu artinya belum belajar agama dengan baik. Kalau dia belajar agama dengan baik, pasti tidak akan menolak pendirian rumah ibadah agama apa pun," sambungnya.

Baca Juga:

Dikatakan Menag, Islam sebagai agama yang dianutnya juga mengajarkan sikap saling toleransi. Meski berbeda dalam keimanan, orang tetap bersaudara dalam kemanusiaan. "Lalu apa yang bisa menjadikan alasan buat saudaranya untuk menentang saudara lain mendirikan rumah ibadah? Tidak ada," tegasnya.


Gus Men yakin, sikap toleransi diajarkan di semua agama, bukan hanya monopoli satu agama. Oleh karena itu, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan lainnya, dipastikan menjunjung tinggi toleransi.

Baca Juga:

"Mari kita jaga keragaman yang dimiliki Indonesia, kita saling bertoleransi, kita saling membantu apa pun latar belakang kita. Hanya untuk Indonesia, hanya untuk Indonesia," katanya.(**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
komentar
beritaTerbaru