Kamis, 02 Mei 2024

Belum Capai Target 70% dari Populasi di Indonesia, Pemberian Vaksinasi Booster Lansia Perlu Perhatian dan Sosialisasi

Redaksi - Sabtu, 23 Juli 2022 16:38 WIB
447 view
Belum Capai Target 70% dari Populasi di Indonesia, Pemberian Vaksinasi Booster Lansia Perlu Perhatian dan Sosialisasi
Foto Dok/dr Hawila
NARSUM: Ketua ITAGI Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro SpA (K) saat sebagai narasumber pada acara webinar "Vaccine Confidence Workshop 2022”, secara online, Sabtu (23/7/2022). 
Jakarta (harianSIB.com)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui Sekretariat Komnas KIPI mengadakan webinar "Vaccine Confidence Workshop 2022”, secara online, Sabtu (23/7/2022).

Acara itu mengambil topik perjalanan vaksinasi Covid-19 dan pentingnya vaksinasi booster di masa pandemi Covid-19, yang diikuti ratusan tenaga kesehatan dari seluruh Indonesia.

Acara tersebut dibuka Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI dr Prima Yosephine MKM, didampingi Ketua PB PAPDI Dr dr Sally Aman Nasution SpPD KKV Finasim FACP, dan Ketua PB IDI dr Muhammad Adib Khumaidi SpOT.

Webinar tersebut diberikan motivasi dan slogan bagi para tenaga kesehatan (Nakes) yang mengikuti kegiatan agar dapat diterapkan pada masyarakat Indonesia yaitu Vaksinasi pilihan untuk memulihkan. Vaksinasi adalah solusi. Jangan ragu, ayo vaksinasi.

Prof Dr dr Hindra Irawan S SpA (K) MTrop Paed sebagai narasumber sesi satu dengan dipandu moderator Prof Dr dr Cita RS Prakoeswa SpKK (K) FINSDV FAADV.

Prof Hindra Irawan yang juga Ketua Komnas PP KIPI mengambil topik Keamanan Vaksin Adenovirus Rekombinan, Penanganan dan Pelaporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Ia menyampaikan lebih dari 70 juta dosis vaksin Covid-19 adenovirus rekombinan telah diberikan di Indonesia.

Sampai saat ini, data surveilans menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 adenovirus rekombinan aman, baik sebagai primer maupun booster, dan manfaat yang diperoleh jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi.

Surveilans keamanan vaksin dilakukan berkesinambungan untuk memastikan keamanan vaksin dalam upaya meningkatkan keselamatan pasien serta menentramkan masyarakat.[br]

Sedangkan Prof Dr dr Soedjatmiko SpA (K) MPsi dari anggota ITAGI mengambil topik edukasi dan komunikasi untuk meningkatkan keinginan masyarakat melengkapi vaksinasi Covid-19 kedua dan ketiga.

Ia menyampaikan bahwa meskipun sudah mendapat vaksinasi tiga kali, masyarakat harus tetap memakai masker agar terhindar dari virus corona varian apapun.

Selanjutnya, Wakil Ketua Komnas PP KIPI Dr dr Toto Wisnu Hendrarto SpA(K) DTM&H sebagai moderator sesi dua memandu Ketua ITAGI Prof Dr dr Sri Rezeki S Hadinegoro SpA (K) dan anggota PAPDI Prof Dr dr Samsuridjal Djauzi SpPD-KAI, sebagai narasumber.

Prof Sri Rezeki S Hadinegoro membawakan topik efektivitas vaksin dan pentingnya vaksinasi booster. Ia menyampaikan bahwa yang menjadi dasar pertimbangan pemberian booster adalah efektivitas vaksin menurun pasca pemberian vaksinasi primer Covid-19 seiring dengan waktu pemantauan, penurunan antibodi setelah vaksinasi primer pada semua platform vaksin Covid-19.

Vaksin booster diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan respons imun setelah vaksinasi primer dua dosis lengkap. Khusus pemberian vaksinasi booster pada lansia perlu perhatian dan sosialisasi, oleh karena belum mencapai target 70% dari populasi di Indonesia.

Kemudian Prof Samsuridjal Djauzi mengambil topik vaksinasi booster pada populasi khusus yaitu lansia, masyarakat dengan komorbid dan immunokompromais.

Ia mengatakan pada kelompok prioritas, perawatan perlu dilakukan pada pasien yang rentan secara klinis karena mereka memiliki risiko tinggi untuk terkena Covid-19 positif dan pada individu yang mendapatkan perawatan di rumah (care home).

"Hal itu dilakukan karena mereka memiliki risiko tinggi pada kejadian hospitalisasi akibat Covid-19 ataupun kematian terkait Covid-19," ujarnya.[br]

Sisi lain, ia mengatakan pada kelompok komorbid perlu diberikan perhatian khusus pada individu yang mengalami gangguan sistem imun, kanker hematologi, pasien dengan kondisi respirasi.

"Atau mereka yang menjalani terapi transplantasi ginjal atau organ lain dikarenakan mereka memiliki risiko tinggi terhadap infeksi Covid-19 dan rawat inap akibat terpapat Covid-19," ungkapnya.

Dengan adanya webinar pelatihan ini maka diharapkan agar para peserta tenaga kesehatan memiliki ilmu dan semangat yang semakin baik untuk mendukung program vaksinasi booster Covid-19 pemerintah. (*)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
beritaTerkait
Terpenjaranya “Sang Pejuang Covid-19”, Penghargaan Pun Sirna
Dugaan Korupsi APD Covid-19, Majelis Hakim PN Medan Tolak Eksepsi Kadis Kesehatan Sumut
OJK: Kebijakan Stimulus Restrukturisasi Kredit Perbankan Terdampak Covid-19 Berakhir
Jaksa Limpahkan Kasus Covid-19 Dinkes Sumut ke PN Medan
KPK Cecar Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad di Kasus APD Covid-19
Kejati Sumut Lacak Aliran Dana Covid-19 ke Berbagai Pihak
komentar
beritaTerbaru