Minggu, 19 Januari 2025

Efek Domino PHK Massal Tutupnya Pabrik Tekstil, Kontrakan Sepi Sampai Dijual

Donna Hutagalung - Jumat, 14 Juni 2024 14:35 WIB
717 view
Efek Domino PHK Massal Tutupnya Pabrik Tekstil, Kontrakan Sepi Sampai Dijual
Foto: SNN/CNBC Indonesia
Udin salah satu pemilik usaha kontrakan berdiri di depan pintu kontrakanya di Kawasan Kab Bogor, Jawa Barat, Kamis (13/6/2024).
Bogor (harianSIB.com)
Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal berantai dan tutupnya pabrik di sektor padat karya berefek berantai pada sejumlah usaha di kawasan pabrik di Kabupaten Bogor.

Seperti dialami Udin, salah satu pemilik usaha kontrakan di kawasan Kab Bogor, Jawa Barat, Udin memiliki 16 kontrakan dan kini tinggal 11 pintu karena dampak usaha PHK massal. Udin sendiri memiliki kontrakan yang letaknya tidak jauh dari pabrik yang kini sudah tutup dan PHK banyak karyawan.

Biasanya kontrakannya diisi oleh karyawan yang bekerja di pabrik garmen. "Penghasilan saya minus dan terpaksa saya jual 4 pintu, dan masih ada banyak pintu yang belum terisi." tambahnya.

Baca Juga:

Dampak PHK karyawan juga dirasakan oleh Euis Mawati, salah satu pengusaha Kantin dan catering. "Biasanya saya masak 20 liter perhari. Pesenan bisa hingga 1000 porsi". kata Euis.

Kondisi itu sudah dirasakan sejak 2023. "Usaha saya sudah berjalan kurang lebih 8 tahun. Awal 2023 banyak yang PHK, saya sudah tutup. Untungnya suami dapet kerjaan sebagai sekuriti. Jadi ada sedikit pemasukan," katanya.

Baca Juga:

Selain itu, warung-warung di sekitar pabrik juga tutup karena sudah tidak ada lagi pengunjung yang datang karena banyaknya buruh yang di PHK.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah buka suara terkait banyaknya perusahaan tekstil yang melakukan PHK belakangan ini, khususnya di sektor padat karya. Pasalnya, banyak pabrik yang melakukan PHK karena aktivitas perusahaan tidak lagi berjalan atau tutup.

"Jika ada perusahaan yang melakukan PHK tentu yang kami dorong adalah bener-bener PHK itu sebagai jalan terakhir. Upaya yang lain kita minta untuk terus dilakukan, efisiensi, kemudian mengedepankan dialog, kita dorong," kata Ida, di Gedung DPR dikutip Jumat (14/6/2024).

Ida menjelaskan, tidak sedikit perusahaan yang terlihat ada tanda-tanda akan melakukan PHK kemudian berkonsultasi, baik dari sisi manajemen maupun yang mewakili pekerja.

"Dan Alhamdulillah berakhir kesepakatan dan nggak jadi PHK," kata Ida.

"Upaya dialog ini terus kita lakukan dan jika terpaksa harus dilakukan PHK kita minta dipastikan hak-hak pekerja diberikan sesuai Peraturan UU," lanjutnya.

Meski demikian, badai bukan berarti akan selesai. Ia memprediksi perusahaan lain yang juga berpotensi terjadinya PHK selain dari industri tekstil.

"Perusahaan-perusahaan yang produksi berkurang karena ekspor berkurang karena kondisi ekonomi global yang nggak bisa dihindarkan dan ada pengaruh juga isu tentang Palestina Israel mengurangi produksi perusahaan, kayak gitu dialog kan cari jalan keluar," sebutnya. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru