Jumat, 13 September 2024

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

* Jalur Padang-Bukittinggi Putus Total
Donna Hutagalung - Senin, 13 Mei 2024 10:13 WIB
1.004 view
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas
Kompas.tv/Ant
Ratusan warga memadati lokasi bencana banjir bandang di Desa Bukit Batabuah Kabupaten Agam, Minggu (12/5/2024).
Sumatra Barat (harianSIB.com)

Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi Sabtu (11/5/2024) dan Minggu (12/5/2024), meluluhlantakkan sebagian besar wilayah Sumatera Barat. Bencana yang dipicu hujan lebat dan luapan aliran sungai itu, dilaporkan menewaskan lebih dari 40 warga.

Liputan6.com melansir, banjir bandang yang menerjang kawasan Lembah Anai, mengakibatkan jalur lalu lintas dari Kota Padang menuju Bukittinggi putus total. Saat ini jalan nasional itu sama sekali tidak bisa dilewati, baik kendaraan roda empat maupun roda dua.

Baca Juga:

Selain itu, banjir bandang di Lembah Anai dilaporkan juga menelan korban. Namun belum ada data resmi dari pihak terkait.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi mengatakan, kondisi jalan Lembah Anai rusak parah. Terdapat sekitar 200 meter badan jalan tergerus air sungai yang meluap dan tidak bisa lagi dilewati sama sekali.

Baca Juga:

"Segera akan berkoordinasi dengan semua pihak, termasuk pemerintah pusat untuk mencarikan solusi karena jalan ini merupakan jalan negara," katanya.

Ia menyebut, solusi harus dicarikan secepatnya karena jalan tersebut merupakan jalan utama penghubung Padang-Pekanbaru (Riau) via Kota Padangpanjang.

Selain diLembah Anai, bencana alam juga terjadi di beberapa wilayah di Sumbar terutama di kaki Gunung Marapi, seperti longsor di Malalak dan banjir bandang di beberapa kecamatan di Kabupaten Tanah Datar serta Kabupaten Agam.

Sementara itu, BBC.com melansir, menurut data Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Padang, Minggu malam (12/5), banjir bandang di Kabupaten Agam, terdapat 19 korban jiwa dan 9 orang di Kabupaten Tanah Datar dan Kota Padang Panjang.


Selain itu, ditemukan delapan jenazah di Kabupaten Padang Pariaman, yang diduga hanyut dari kawasan Lembah Anai di Kabupaten Tanah Datar.

Korban jiwa diprediksi akan bertambah mengingat sebanyak 18 orang dari tiga wilayah yang terdampak banjir itu disebut hilang dan masih dalam pencarian.

"Sampai pukul 18.30 WIB (pada Minggu), tim gabungan untuk sementara dihentikan karena debit hujan yang terjadi di puncak atau bagian hulu di [Gunung] Marapi," kata Abdul Malik, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Padang, kepada wartawan, di Sumatra Barat yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

"Ini tambah lebat dan dikhawatirkan akan berdampak pada tim pencarian."

Untuk Kabupaten Agam, hujan deras bahkan disebut menyebabkan air sungai yang berhulu di Gunung Marapi meluap, sehingga tercipta aliran di "jalur baru" yang membawa "batu-batu besar" dari gunung berapi paling aktif di Sumatra itu ke pemukiman di sekitarnya,

"Karena saking derasnya hujan, dia membuat jalur tersendiri," kata Budi Perwira Negara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam.


BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
Banjir bandang di Simpang Manunggal, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu, (12/05/2024).

"Banjir ini diikuti dengan material batu besar dari Gunung Marapi."

Warga melihat sebuah mobil yang terdampak banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu (12/5/2024)

"Selain korban jiwa, ada pula 16 korban luka dari Kecamatan Canduang, Kecamatan Sungai Pua, dan Kecamatan IV Koto di Kabupaten Agam," kata Budi.

Sedikitnya 110 rumah warga dan tempat usaha serta satu sekolah di tiga kecamatan itu tergenang air, sementara tiga rumah disebut "terbawa arus".

Budi mengatakan, bencana ini adalah yang "paling parah" yang pernah terjadi di Kabupaten Agam dalam 150 tahun ini.

Kabupaten Agam pun telah resmi berstatus tanggap darurat untuk periode 12-25 Mei.

Hujan lebat juga memicu tanah longsor di Desa Malalak Timur, Kabupaten Agam, sehingga akses jalan yang menghubungkan Padang dan Bukittinggi terputus.

Menurut Budi, longsoran tanah sempat menutup jalan itu dengan panjang 12 meter dan ketinggian 3-4 meter.

Sementara itu, banjir melanda lima kecamatan diKabupaten Tanah Datar, yakni Kecamatan X Koto, Kecamatan Batipuh, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Lima Kaum, dan Kecamatan Sungai Tarab.


Ada setidaknya 25 keluarga, 24 rumah, dan 12 jembatan yang terdampak, berdasarkan data terakhir BPBD Kabupaten Tanah Datar.

Ermon Revlin, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tanah Datar, mengatakan banjir yang terjadi di wilayahnya merupakan kombinasi banjir lahar dingin Gunung Marapi dan banjir bandang akibat naiknya debit air sungai.

"Kalau dilihat sungainya, ada beberapa yang (banjir) lahar dingin, ada yang tidak," kata Ermon.

"Yang bukan banjir lahar dingin itu ada yang di Rambatan, terus ada yang di Pandai Sikek. Itu karena debit air sungai tinggi. Karena hulu sungainya bukan di Gunung Marapi itu kalau Pandai Sikek."

Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan banjir telah meninggalkan endapan lumpur setinggi betis orang dewasa.

"Karena itu, selain upaya pencarian dan pertolongan, tim gabungan pada hari ini juga berupaya melakukan pembersihan ruas jalan Batusangkar-Padang Panjang yang terdampak endapan lumpur," kata Abdul pada Minggu (12/5).

Di sisi lain, banjir melanda Kecamatan Padang Panjang Barat dan Kecamatan Padang Panjang Timur diKota Padang Panjang.

Dua rumah di pinggir Sungai Sangkua disebut hanyut, sementara tiga orang sempat hilang terbawa arus di Kota Padang Panjang.

Satu dari tiga orang itu telah berhasil ditemukan dan diselamatkan. (*)


Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
komentar
beritaTerbaru